Semarang – RSI Sultan Agung kembali bekerjasama dengan Perhimpunan Klinik dan Fasilitas Kesehatan Primer Indonesia (PKFI) melaksanakan kegiatan Seminar dan Workshop Penatalaksanaan Emergency Telinga dan Hidung, Rabu (17/12) bertempat di Aula Gedung A RSI Sultan Agung Semarang. Dalam kegiatan workshop ini, RSI Sultan Agung menghadirkan dua narasumber yang menyampaikan materi yang berkaitan tentang Tata Laksana Kasus Gawat Darurat Telinga dan Hidung, dr. Agung Sulistyanto, Sp.THT-KL dan dr. Andriana S, Sp.THT-KL, M.Si, Med. Kedua narasumber ini merupakan dokter Spesialis THT (Telinga, Hidung, dan Tenggorokan) di Sultan Agung ENT Center.
Kerja sama ini dilatarbelakangi atas kepedulian fasilitas kesehatan tingkat kedua terhadap fasilitas kesehatan tingkat pertama, demikian kata dr. Minidian Fasitasari, M.Sc, Sp.GK selaku Direktur Pendidikan dan Penunjang Medis RSI Sultan Agung dalam sambutannya.
“Beberapa penyakit yang umum terjadi pada pasien yang berobat di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), beberapa di antaranya sebenarnya bisa ditangani oleh FKTP sebelum dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat kedua. Berangkat dari masalah tersebutlah, RSI Sultan Agung kembali menggandeng PKFI untuk meningkatkan kompetensi para dokter di FKTP,” ungkap dokter Minidian.
Seperti yang kita ketahui, Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama adalah Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan Klinik Pratama. Sedangkan, Fasilitas Kesehatan Tingkat Kedua adalah rumah-rumah sakit.
Diimbuhkan oleh Dokter Minidian, kerja sama ini telah berlangsung sejak lama, dan pada tahun 2019 seminar ini telah diadakan 2 kali, setelah sebelumnya membahas mengenai Kelainan Refraksi pada Mata.
Ada dua sesi materi yang disampaikan, yakni Penatalaksanaan dan Ekstraksi Benda Asing oleh dr. Agung Sulistyanto, Sp.THT-KL dan Penanganan Kegawatan Hidung dalam hal Epistaksis. Dalam paparannya dokter Agung menyampaikan bahwa dalam penatalaksanaan ekstraksi atau usaha mengeluarkan benda asing dari dalam telinga banyak sekali hal-hal yang perlu diperhatikan. Yang terpenting adalah ketersediaan alat dan tehnik dalam mengeluarkan benda asing tersebut, bagaimana berupaya agar menghindari membuat trauma atau bahkan membuat perforasi.
Dan pada materi terakhir dibawakan oleh dr. Andriana S, Sp.THT-KL, M.Si, Med. Pada materinya, ia menerangkan tentang tata laksana ekstraksi benda asing dari dalam hidung dan penanganan epistaksis (mimisan). Pada kesempatan tersebut dokter Andriana juga memperlihatkan beberapa video dan melakukan praktek secara langsung dalam memberikan materi.
Banyak pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan para peserta menandakan antusias peserta yang cukup tinggi. Kurang lebih 100 orang dokter menghadiri acara seminar itu dari berbagai Puskesmas serta klinik pratama di Kota Semarang dan Demak.
“Fasilitas Kesehatan di Layanan Primer harus ditingkatkan, dan kami sangat berharap pengetahuan para dokter di layanan tersebut meningkat, dan juga sebagai refreshment ilmu ketika bekerja di tempat praktek, pelaksanaannya dapat lebih baik dan sesuai prosedur,” ungkap Dokter Andriana.