Menampilkan Hidup Sehat dan bersih dimulai dari Ponpes.JPG
Meski sudah belajar di pondok pesantren sekian tahun, seseorang itu belum dikatakan santri, bila kulitnya tidak gudiken (scabies). Anda pernah mendengar ungkapan ini ?
Ya, sejatinya ungkapan itu memang ada benarnya. Tapi kini kalangan pondok pesantren (ponpes) berupaya menghilangkan ungkapan negatif tersebut.
Dalam hal ini, RSI Sultan Agung sebagai salah satu instansi kesehatan yang peduli dakwah Islam juga berkepentingan bekerjasama dengan kalangan ponpes untuk memberantas mitos negatif ini. Karena sejatinya ungkapan ini mencitrakan ponpes sebagai sarang penyakit. Padahal, ponpes dikenal sebagai tempat pusat penyebaran dan pendidikan Islami.
Bentuk kerjasama itu antara lain bertandang ke beberapa pesantren mengajak para santri untuk menciptakan lingkungan yang bebas dari penyakit.
“Untuk bebas dari penyakit dimulai dari bersih badan, pakaian, tempat tinggal, tempat makan dan minum serta saluran air” ujar M. Yeni Arifianto, Amd. KL dari unit Sanitasi RSI Sultan Agung ketika memaparkan materi “pentingnya sanitasi di ponpes Miftakhul Ulum, Jogoloyo Demak beberapa waktu lalu.
Agar seorang santri tidak mudah terkena penyakit, Yeni–sapaan intimnya menganjurkan, agar pengasuh ponpes memperhatikan penataan jumlah santri yang disesuaikan dengan jumlah tempat tidur dan kamar mandi.
Ia juga menganjurkan, di sebuah ponpes membuat satu tempat sebagai Tempat Pembuangan Sampah (TPS). Selain TPS, akan lebih baik, di sebuah ponpes dilengkapi Sistem Pembuangan Air Limbah (SPAL).
“SPAL hendaknya dibangun secara permanen untuk menghindari kembang biaknya serangga dan binatang pengerat yang merupakan penyebab penyakit” ujarnya.
Sanitasi yang berjalan baik bila didukung dengan piket kebersihan di kalangan santri. “Entah saking rajinnya menuntut ilmu, piket terkadang dilupakan. Padahal ini sangat penting” pungkas Yeni.