Membantu pasien yang alami kesulitan aktivitas karena penyakit. Melalui metode belajar bertahap untuk melatih fisik, okupasi dan terapi bicara. Hal ini membuat menikmati hidup dan memelihara kemandirian untuk selama mungkin.
Mandiri dan meminimalkan ketergantungan orang lain
Apa yang terjadi bila seorang pasien stroke, atau yang alami gangguan pergerakan tidak diberikan latihan tertentu ? Bisa saja, tergantung orang lain untuk sekedar menjalankan aktivitas kesehariannya. Bahkan yang sesederhana sekalipun semisal makan, minum, mengambil sesuatu dsb.
Metode kesehatan memungkinkan untuk menghilangkan atau setidaknya mereduksi peran orang lain dalam menjalani aktivitas seharinya dengan serangkaian program rehabilitasi medik.
Metode ini berbasis dasar dari ketahanan dan penguatan otot. Harapannya ketika pasien yang divonis penyakit tertentu dimana pasien alami kesulitan gerak, mampu mandiri kembali ketempat kerja semula serta aktivitas sehari. Atau, mandiri dengan beralih profesi tapi tetap produktif.
Lingkup Pelayanan Sultan Agung Rehabilitasi Medik Center :
1.FISIOTERAPI
a)IR ( Infrared Radiation )
b)MWD ( Micro wave Diarthermy),
c)SWD ( Short wave Diathhermy)
d)US ( Ultrasound )
e)TENS (Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation)
f)ES (Elektro Stimulation)
g)Cryotherapy
h)Traksi Lumbal
i) Traksi Cervical
j)Massage Exercise Therapy per Regio
k)General Exercise Therapy B
l)reathing Exercise / Postural Drainage
m)CPM ( Continous Pasive Movement )
n)Hidrotherapy Static Cycle
- OKUPASI TERAPI
a)Terapi ADL
b)Sensory Integritas
- TERAPI WICARA
a)Gangguan Bicara, Artikulasi
b)Gangguan Bahasa
c)Gangguan Menelan
- ORTOTIK PROTESTIK
a)Melayani Alat Bantu Jalan
b)Melayani Alat Support Vertebrae
c)Melayani Prothese
Metode Rehabilitasi Medik di RSI Sultan Agung
Hydrotheraphy
Hydrotherapy
Perawatan dan latihan yang dilakukan di dalam air untuk relaksasi, kebugaran, rehabilitasi fisik atau terapi penguatan otot. Latihan dapat dilakukan dalam keadaan mengapung secara keseluruhan, mengapung sebagian atau sepenuhnya terendam air.
Selama terapi, akan didampingi oleh fisioterapis yang akan memandu meningkatkan fungsi fisik yang terkait dengan penyakit, cedera, atau cacat.
Latihan di air akan melatih kembali otot otot yang mengalami kelemahan baik yang disebabkan setelah patah tulang maupun karena gangguan saraf dan otot, terapi di air akan membantu melatih pemulihan fungsi setelah mengalami kelemahan otot, juga untuk pemulihan fungsi pada penderita peradangan pada sendi sendi terutama ekstremitas bawah.
Occupational Theraphy
Gerakan sehari-hari yang diperuntukkan bagi individu dalam masa penyembuhan penyakit. Contoh yang kami lakukan meremas bola secara repetitif (berulang) untuk menambah kekuatan massa otot, memindahkan cone untuk menambah luas lingkup gerak sendi.
Cakupan OT tidak tidak hanya latihan saja di RS melainkan juga seperti konsultan. Petugas OT bisa memberikan masukan kepada seseorang tentang kondisi di rumah yang mungkin bisa menyebabkan kecelakaan. Analisa yang kita berikan tentang lantai kamar mandi, jika itu dirasa licin dan berpotensi sebabkan kecelakaan, kita bisa merekomendasikan ke tuan rumah. OT juga bisa edukasi tentang langkah promotif , preventif, rehabilitatif kepada pasien dan keluarga terdekat.
OT untuk anak dengan kelebihan khusus.
Anak-anak dengan gangguan perkembangan gangguan perilaku seperti autisme, keterlambatan perkembangan atau mental juga menjadi cakupan tuugas seorang OT. Anak dengan kelebihan itu membutuhkan perhatian khusus dan ekstra. Jika secepatnya ditangani oleh petugas OT, insya Allah mereka cepat beradaptasi dalam kehidupan sehari-harinya dan akademiknya.
Vitalstim
Stimulasi elektrik yang dibuat secara khusus bagi pasien stroke yang mengalami kesulitan menelan. Pasien diharapkan tidak mengalami kesulitan ketika menelan sebuah makanan.
Ultra Sound Diathermy
Pemanasan yang bekerja lebih dalam dan menghasilkan peningkatan temperatur pada jaringan sekitar sendi temporomandibular sehingga akan menimbulkan peningkatan aliran darah pada jaringan dan memperbaiki kerusakan jaringan serta mengurangi inflamasi yang terjadi pada sendi.
Pada kondisi yang disertai gangguan sensibilitas, misalnya pasien mengeluh rasa tebal atau bahkan mati rasa pada sekitar mulut sampai pipi maka diperlukan alat electro stimulasi yang berguna untuk menstimulasi saraf sesuai daerah yang di inervasi.
Setelah pasien diberikan infra red, Ultra Sound Diathermy, gentle massage, Elektro Stimulasi (tergantung kondisi saat pemeriksaan) maka diberikan juga latihan untuk memperluas lingkup gerak sendi temporomandibular dan cervikal.
Latihan ini berupa latihan perluasan lingkup gerak sendi cervikal 3 bidang dan lingkup gerak sendi temporo madibular 2 bidang. Latihan ini bisa diberikan secara pasif, aktif yang dibantu oleh fisioterapis maupun aktif penuh oleh pasien.
Ruang Gymnasium di Sultan Agung Rehabilitasi Medik Center
Penanganan kaki bebek (Flat Foot) di Sultan Agung Rehabilitasi Medik Center
Flat Foot atau kaki bebek adalah suatu kondisi dimana lengkung kaki pada sisi sebelah dalam “hilang” sehingga seluruh telapak kaki akan bersentuhan dengan tanah. Pada sebagian masyarakat ada anggapan bahwa flat foot atau kaki rata akan berakibat anak anak menjadi kurang lincah. Anak anak dengan flatfoot bisa mengalami gejala dan bisa tanpa gejala. Gejala gejala yang muncul karena flatfoot adalah: nyeri dan kram pada kaki sampai tungkai bawah, perubahan pola jalan (anak terlambat , sering jatuh dan mudah lelah saat berjalan).
Flatfoot bisa nampak saat lahir atau saat anak mulai belajar berjalan tergantung dari tipe flatfoot. Flatfoot dapat terjadi hanya pada satu kaki atau kedua kaki dengan derajat yang sama atau berbeda.
Tipe flatfoot pada anak ada 2 yaitu tipe fleksibel dan tipe rigid. Untuk tipe yang fleksibel flatfoot ditandai dengan lengkung kaki normal saat non weightbearing (tidak berdiri menapak) kemudian lengkung kaki flat saat weightbearing (berdiri menapak). Fleksibel flatfoot bisa menunjukkan gejala nyeri atau tanpa gejala nyeri dan kram.
Berikutnya, tipe rigid flatfoot ditandai dengan kaku pada sendi ankle dan lengkung kaki flat baik saat weight bearing maupun saat non weightbaring.
Berbeda dengan fleksibel flatfoot. Rigid flatfoot sering menunjukkan gejala nyeri dan kram, kaki mudah lelah, anak sering jatuh, keterlambatan motorik tumbuh kembang (terlambat berdiri dan berjalan). Menyadari adanya kekurangan pada kaki anaknya, banyak para orang tua khawatir anaknya secara fisik “kurang” dibanding anak se usianya dan beranggapan sebaiknya ditangani secara dini membuat orang tua segera mencari pertolongan medis.
Padahal pembentukan lengkung tercapai sampai 4-5 tahun. Kaki batita (bawah tiga tahun) memang cenderung rata (flat) karena banyak deposit lemak di telapak kakinya. Sejalan dengan makin bertambahnya usia, makin pandai dan lancar si kecil berjalan maka deposit lemak tersebut akan digantikan oleh massa otot dan ligamen. Otot dan ligamen yang terbentuk kemudian akan membentuk lengkung kaki.
Nah, yang mungkin perlu diwaspadai terkait flatfoot jika setelah lima tahun belum juga terbentuk lengkung kaki ? Maka perlu dipertimbangkan untuk datang ke dokter spesialis rehabilitasi medik. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah mendiagnosis flatfoot dengan observasi oleh dokter saat anak duduk, berdiri dan berjalan. Observasi dilakukan untuk menilai lengkung kaki, sudut sendi ankle, lutut dan pangkal paha.
Dokter juga akan membutuhkan pemeriksaan radiologis untuk mengetahui derajat deformitas atau kelainan.Penatalaksanaan kasus flatfoot diberikan setelah observasi dilakukan, kemudian dinilai apakah anak memerlukan tindakan bedah atau konservatif. Pendekatan non bedah atau konservatif, dilakukan apabila flatfoot tidak menimbulkan gejala (nyeri, kram, mudah lelah). Pendekatan ini harus selalu diobservasi dan di evaluasi secara periodik.
Adapun tindakan pendekatan non bedah untuk flatfoot yang menimbulkan gejala akan diberikan penatalaksanaan sebagai berikut :
Pertama, modifikasi aktifitas. Dilakukan apabila nyeri dan kram muncul maka anak dianjurkan untuk menghindari aktifitas weight bearing (berdiri lama, jalan jauh dan olah raga).
Kedua, sepatu koreksi yang diberikan untuk mensupport struktur kaki (arkus dan sendi ankle) untuk memperbaiki fungsi. Sepatu koreksi ini penting untuk anak anak dengan flatfoot supaya anak dapat beraktifitas normal bersama dengan anak anak seusianya dan tidak perlu menghindari atau mengurangi aktifitas fisik.
Ketiga Physical therapy, diberikan apabila nyeri dan mengalami peradangan maka diberikan cryoterapi , medikamentosa dan kaki diistirahatkan. Apabila tidak mengalami peradangan maka latihan stretching kaki dan relaksasi kaki dibawah supervisi dokter dan fisioterapis secara rutin diberikan untuk menghindari nyeri dan lelah pada kaki. Keempat, obat obatan atau medikamentosa dapat diberikan apabila terjadi nyeri dan peradangan diberikan obat obatan anti inflamasi. Nah berikutnya, kapan terapi pembedahan diberikan ? Pada beberapa kasus terapi pembedahan dilakukan untuk menghilangkan nyeri dan meningkatkan fungsi kaki apabila pendekatan konservatif tidak berhasil.
Meningkatkan kualitas hidup Cerebral Palsy (CP)
CP atau lumpuh otak adalah penyakit kelainan pada gerakan dan koordinasi tubuh yang dapat disebabkan oleh perkembangan yang tidak normal pada otak saat masa kehamilan, persalinan atau neonatal.
Cerebral palsy terjadi pada 1 dari 500 kelahiran bayi hidup. Terjadi Karena terdapat gangguan perkembangan otak. Disebabkan bukan hanya dari 1, tetapi dapat terjadi akibat berbagai faktor.
Cerebral palsy adalah kondisi yang tidak dapat disembuhkan, tapi gejala dan cacat dapat dibantu dengan terapi fisik, terapi okupasi, konseling psikologi, dan operasi.
Dengan terapi okupasi, anak mengembangkan kemampuan motorik yang baik, misalnya untuk memakai baju, makan, dan menulis.
Terapi fisik di Sultan Agung Rehabilitasi Medik
- Membantu anak mengembangkan otot yang lebih kuat
- keahlian seperti berjalan, duduk, dan keseimbangan.
- Merekomendasikan alat tertentu seperti penyangga logam untuk kaki, atau pembebat, mungkin juga bermanfaat bagi anak.
- Terapi bicara dan bahasa membantu anak dengan kemampuan berbicara. Anak dan keluarga dibantu dengan alat alat pendukung, pendidikan khusus.
Tim dokter Sultan Agung Rehabilitasi Medik Center
- dr. Ika Rosdiana, Sp.KFR
- dr. Rahmi Isma AP,Sp.KFR
interesting post