Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan sebanyak 253 juta orang di seluruh dunia mengalami gangguan penglihatan, 36 juta mengalami kebutaan dan 217 juta mengalami gangguan penglihatan sedang hingga berat. Angka ini menunjukkan tingginya kejadian kelainan refraksi di sekitar kita.
Berdasarkan hal tersebut, RSI Sultan Agung menyelenggarakan Seminar dan Workshop bekerjasama dengan PKFI (Perhimpunan Klinik dan Fasilitas Kesehatan Primer Indonesia) wilayah Semarang dan Demak pada hari Sabtu (30/11) lalu. Seminar dan Workshop kali ini mengangkat tema tentang Kesehatan Mata, yakni “Anomali Refraksi”.
Anomali Refraksi (Kelainan Refraksi) adalah kondisi di mana cahaya yang masuk ke dalam mata tidak dapat difokuskan dengan jelas. Hal ini membuat bayangan benda terlihat buram atau tidak tajam. Penyebabnya bisa karena panjang bola mata terlalu panjang atau bahkan terlalu pendek, perubahan bentuk kornea, dan penuaan lensa mata.
“Tujuan Seminar dan Workshop ini adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta update informasi mengenai Ilmu Kesehatan Mata khususnya di bidang Anomali Refraksi.” ujar Direktur Utama RSI Sultan Agung, dr. H. Masyhudi AM, M.Kes dalam sambutannya yang sekaligus membuka rangkaian kegiatan Seminar dan Workshop tersebut.
Kegiatan ini terdiri dari dua sesi, yaitu dua sesi pemaparan materi seminar dan satu sesi workshop. Sesi pertama membahas mengenai “Anomali Refraksi” dengan subtema yang masing-masing dibawakan oleh narasumber dr. Harka Prasetya, Sp.M (K) (Fisiologi Pengelihatan dan Anomali Refraksi), Nuraisah, dr. Sita Pritasari, Sp.M (K) (Teknik Pemeriksaan Refraksi), dan dr. Atik Rahmawati, Sp.M (Pemeriksaan Visus pada Anak dan Low Vision).
“Kelainan refraksi merupakan kondisi dimana cahaya yang masuk ke mata tidak dapat difokuskan ke retina, sehingga menyebabkan bayangan benda terlihat kabur. Kelainan refraksi tidak dapat dicegah. Kondisi ini dapat dideteksi melalui pemeriksaan mata secara menyeluruh.” papar salah satu narasumber, dr. Harka Prasetya, Sp.M (K) di tengah pemaparan materinya.
Sesi selanjutnya yaitu workshop untuk praktek pemeriksaan mata yang dipandu oleh petugas Refraksionis Optisien (RO) RSI Sultan Agung Semarang. Dalam sesi ini para peserta diajarkan untuk berpraktek secara langsung mendeteksi dan mengukur visus pasien menggunakan optotip snellen.