Salah satu pemicu rendahnya taraf kesehatan di masyarakat adalah masih melekatnya mitos di masyarakat pinggiran yang mengatakan, untuk hidup sehat perlu biaya banyak. Benarkah hal itu ? Padahal tidak sepenuhnya benar. Untuk hidup sehat pun sebenarnya merupakan hal yang gampang, murah dan bukanlah suatu yang ribet.
Setidaknya hal itu kesimpulan yang disampaikan oleh Novianti, S.Kep perawat senior dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) komisariat RSI Sultan Agung ketika edukasi kesehatan bagi masyarakat di kelurahan Bangetayu Kulon, Ahad (13/3).
Novi-sapaan akrabnya-mencontohkan pola pikir masyarakat yang keliru mengenai makanan sehat. “Orang banyak yang mengira kalau makanan sehat didapat dari restoran asing yang menjajakan makanan mahal. Padahal, sebaliknya, bisa jadi makanan yang disajikan restoran tersebut adalah junk food” kata Novi, merujuk beberapa franchise asing yang banyak bertebaran di beberapa kota.
Novi melanjutkan, makanan tersebut disebut junk food karena penuh dengan garam dan lemak. Dua hal tersebut, menurut Novi bisa memicu tingginya tekanan darah atau hipertensi. “Dalam medis, hipertensi dikenal sebagai pintu masuk dari berbagai penyakit yang mematikan seperti stroke, diabetes melitus (kencing manis) dan penyakit jantung koroner” tegas Novianti.
Disamping makanan, Novi menjelaskan, banyak masyarakat yang mempersepsikan bahwa olahraga hanyalah milik orang yang berduit. Lagi-lagi fakta itu tidak sepenuhnya betul. “Kita pun bisa berolahraga dengan biaya yang murah bahkan tanpa biaya. Seperti jogging, lari ataupun senam” jelas Novi.
Sementara itu, ketua PPNI komisariat RSI Sultan Agung, Maya Dwi Yustini, S.Kep NS mengatakan, edukasi dan pengobatan massal bagi masyarakat Bangetayu dilakukan masih berkaitan dengan peringatan hari perawat sedunia yang jatuh pada Mei mendatang.
“Dalam peringatan ini kami juga ingin mengajak masyarakat untuk terus melakukan pola hidup sehat” pungkas Maya.