
Semarang, rsisultanagung.co.id – Cegah merebaknya penyakit akibat kencing tikus, instalasi Promosi Kesehatan Rumah Sakit Islam (PKRSI) Sultan Agung Semarang gelar acara edukasi kesehatan pada warga Pondok Boro Semarang.
Bertempat di aula Pondok Boro, para ibu-ibu antusias menyambut kedatangan dari tim PKRSISA Semarang.
Acara kemudian dibuka dengan paparan materi oleh dr. Githae Dwi Desiani mengenai “Waspada Leptospirosis di Musim Penghujan”.
dr. Githae mengatakan berdasarkan data dari Dinkes Jateng, selama tahun 2022 terdapat ratusan kasus penyakit laptospirosis atau kencing tikus di Jawa Tengah.
“Dari 300an ini yang kena, ada yang meninggal dunia. di Jateng aja yang meninggal terhitung 55 orang,” kata dr. Githae pada hari Kamis (12/1/2023).
Penyakit kencing tikus muncul karena adanya bakteri bernama leptospira yang dapat menginfeksi manusia maupun hewan.
Baca juga: Putra Putri Pegawai RSISA Semarang Isi Libur Sekolah dengan Nyantri di Rumah Tahfizh Darus Syifa
Penularan bakteri ini melalui air kencing tikus yang berada di tanah dan kemudian diinjak oleh manusia.
“Ketika kita nginjek tanah yang sudah ada bakteri leptospiranya, kebetulan di kaki kita ada lukanya apalagi lukanya itu terlalu terbuka nah itu resiko tinggi,” terangnya.
Setelah terkena bakteri leptospira, seseorang akan mengalami beragam gejala seperti demam, sakit kepala, muntah, diare, ruam dikulit, bahkan hingga nyeri otot.
Bahkan gejala penyakit kencing tikus yang berat dapat mengakibatkan timbulnya penyakit kuning, gangguan ginjal, paru-paru dan pembuluh darah.
Salah satu cara pencegahan penyakit kencing tikus adalah dengan menyimpan makanan dan minuman agar terhindar dari tikus.
“Simpanlah di wadah atau kotak yang tertutup rapat, jangan sampai ada celah sedikitpun,” ujar dr. Githae.
Cara pencegahan lainnya adalah dengan menyediakan dan menutup rapat tempat sampah dan penampungan air, meningkatkan penangkapan tikus, menutup luka dengan perban dan kedap air, menggunakan sepatu boot jika ke darah basah atau kotor, serta mencuci tangan dan kaki dengan sabun setelah bekerja di sawah atau kebun.
Setelah penyampaian materi tentang penyakit kencing tikus, acara dilanjutkan dengan paparan materi oleh Siti Arofah, S.K.M tentang cara menjaga kebersihan diri.
Terdapat beberapa cara dalam menjaga kebersihan diri, yang pertama yaitu dengan mandi minimal sehari dua kali.
“Kalau aturan kesehatan bu, mandi itu minimal sehari dua kali,” kata Arofah.
Selain mandi dua kali sehari, menjaga kebersihan diri dapat dilakukan dengan rutin mencuci rambut, menyikat gigi, mencuci kaki, mengenakan pakaian bersih, membersihkan kuku, hingga mencuci tangan dengan sabun.
Lebih lanjut, wanita yang akrab disapa Ofa ini juga menjelaskan tentang Thaharah atau kegiatan bersuci dari hadast maupun najis.
Selain itu, Ofa juga mengajarkan tentang tata cara mandi wajib dan mencuci tangan yang benar. Acara edukasi kesehatan oleh PKRSISA Semarang diakhiri dengan sesi foto bersama dan dilanjutkan dengan pembagian ember dan alat kebersihan kepada seluruh warga Pondok Boro.
[…] Baca juga: RSISA Semarang Ajak Warga Pondok Boro untuk Waspada Penyakit Kencing Tikus […]
[…] Baca juga: RSISA Semarang Ajak Warga Pondok Boro untuk Waspada Penyakit Kencing Tikus […]