
Semarang, rsisultanagung.co.id – Rayakan bulan suci Ramadhan, Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Sultan Agung (LAZIS) melalui Mitra Pengelola Zakat, Infaq, dan Sodaqoh (MPZIS) RSI Sultan Agung Semarang menggelar kegiatan edukasi kesehatan dan pelatihan content creator di Pondok Pesantren Fathul Huda, Karanggawang, Demak.
Kegiatan yang bertajuk “Santri Sehat, Santri Hebat” ini digelar pada hari Sabtu, 23 Maret 2024. Terdapat dua pemateri pada acara tersebut, yaitu dr. Erwin Budi Cahyono, Sp.PD selaku Dokter Spesialis Penyakit Dalam di RSISA Semarang dan Harish Ashfa El Hakim selaku CEO Aish Media Group.
Sambutan pertama disampaikan oleh perwakilan Panitia Ramadhan RSISA Semarang, Ust. Imam Efendi, S.Pd.I, M.Pd.
Dalam sambutannya, Ust. Imam menyampaikan tujuan diadakannya kegiatan tersebut agar para santri dapat memahami pola hidup sehat serta dapat menjadi seorang interpreneur dengan mengembangkan potensinya.
“Harapan yang kita bawa dari keluarga besar RSI Sultan Agung Semarang agar santri fathul huda dapat menjadi santri yang berwawasan luar biasa,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Ust. Imam berharap dengan diadakannya kegiatan tersebut dapat memberikan keberkahaan dan kebermanfaatan baik untuk RSISA Semarang maupun Ponpes Fathul Huda.
“Bisa terus menjalin silaturahim dengan ilmu-ilmu yang kita berikan,” kata Ust. Imam.
Sambutan berikutnya disampaikan oleh Muammar Sabiqi selaku perwakilan pengurus Ponpes Fathul Huda. Muammar mengucapkan terima kasih kepada rombongan dari RSISA Semarang yang akan memberikan materi kepada para santri dan santriwati.
“Mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada rombongan dari RSI Sultan Agung,” kata Muammar.
Tak hanya itu, Muammar berharap hubungan baik antara Ponpes Fathul Huda dan RSISA Semarang dapat terus terjalin.
“Terutamanya kegiatan tentang kesehatan, karena itu yang kita butuhkan di kalangan santri,” terangnya.
Kegiatan dilanjutkan dengan paparan materi dari dr. Erwin Budi Cahyono, Sp.PD tentang waspada penularan HIV pada Pelajar.
dr. Erwin kemudian memberikan gambaran dan pengertian dari virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) dimana virus tersebut memiliki kemampuan untuk menyerang kekebalan tubuh manusia.
“Virus ini terdapat didalam cairan tubuh terutama didalam darah, air mani atau cairan vagina, air susu ibu, maupun cairan ketuban” terangnya.
Virus HIV yang berkembang dapat menjadi penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) yaitu penyakit yang muncul akibat virus HIV. Gejala AIDS dapat berupa penurunan berat badan, demam atau berkeringat saat malam, kelelahan, dan infeksi berulang.
dr. Erwin meminta para santri untuk tidak terlalu takut akan penularan virus HIV karena virus HIV tidak dapat menular melalui keringat, air mata maupun air liur.
Penularan HIV terbagi menjadi dua, transmisi melalui hubungan seksual dan tidak melalui hubungan seksual. Penularan yang tidak melalui hubungan seksual dapat melalui jarum suntik yang telah terinfeksi.
Selain itu ibu yang positif HIV juga dapat menularkan virus HIV ke anaknya, baik saat di kandungan, setelah melahirkan maupun saat menyusui.
“Jadi di dalam uterus melalui plasenta kemudian saat proses persalinan maupun proses pemberian air susu ibu,” kata dr. Erwin.
Materi berikutnya disampaikan oleh Harish Ashfa El Hakim seputar dunia content creator dan bagaimana cara membuat sebuah konten di sosial media.
Pada paparannya, Harish menjelaskan tentang konsep dari sebuah konten. Menurutnya, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat sebuah konten.
“Pertama harus menentukan topik pembahasan dulu, karena banyak topik yang ditemui saat kita melakukan research,” ungkapnya.
Seperti halnya bulan Ramadhan dapat menjadi topik besar, dari topik besar tersebut dapat dicari topik turunan seperti seputar takjil, atau amalan di bulan Ramadhan.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah mengenai penentuan konsep penyampaian. Seperti konsep konten untuk dibagikan di TikTok.
“di TikTok nanti disesuaikan formatnya apa, intinya point of viewnya dapet,” katanya.
Seperti halnnya konten tentang pesantren, namun tidak banyak orang yang membuat konten tentang sisi lain pesantren itu sendiri. Selain itu, dalam pembuatan konsep kita harus menentukan konten value.
“Kalau temen-temen nanti menyampaikan konten harus tidak usah mempersulit audience, kalau audience gagal paham itu yang disalahkan bukan audiencenya. tapi konten kreatornya,” kata Harish kepada para santri.
Setelah paparan dari kedua pemateri berakhir, kegiatan ditutup dengan pembacaan doa oleh KH. M. Zainal Arifin Ma’shum selaku Pengasuh Ponpes Fathul Huda Karanggawang.