Sultan Agung Skin Center
dr. Hesti W Karyadini, Sp.KK melakukan treatment kulit yang alami penuaan
Kesehatan kulit merupakan salah satu hal yang selalu menjadi perhatian. Apalagi jika sudah memasuki usia-usia yang memasuki lanjut usia, kulit keripun seakan-akan menjadi momok menakutkan. Sayangnya, proses penuaan tidak bisa dihentikan. Karena penuaan merupakan proses fisiologis yang dialami oleh setiap manusia dan makhluk hidup lainnya sesuai dengan perjalanan waktu serta bertambahnya umur dan mengenai semua organ tubuh termasuk kulit.
Ketika menua, ada beberapa perubahan pada kulit. Kulit akan menjadi mudah, berkerut dan lipatan. Musababnya serabut elastin pada kulit mengalami pengerasan, menebal dan terpecah sehingga elastisitas kulit berubah.
Laju penuaan, kata dr Pasid tidak bisa dihentikan. Tetapi, dapat diperlambat dengan melakukan beberapa hal seperti hindari kontak dengan sinar matahari yang menyebabkan penuaan. "Atau kalau terpaksa keluar lindungilah kulit dengan tabir surya SPF 30+" ujarnya. Perlu juga hindari kontak bahan kimia eksogen, pilihlah pembersih kulit dengan bahan dasar minyak (cleansing cream dan cold cream) ; memakai krim pelembab digunakan siang atau malam hari terutama untuk lingkungan dengan kelembaban rendah, ruangan ber-AC dan sebagainya.
Tindakan untuk membuang semua komedo dan sel-sel kulit mati oleh dr. Yuzza Alfara, Sp.KK
Penting juga bagi kita untuk menjaga asupan makanan juga harus diperhatikan yakni dengan cara rendah karbohidrat , rendah lemak jenuh, hindari tambahan pada bahan makanan (food additive) yang berbahaya serta menjalani pola hidup sehat (tidur cukup, olahraga dan hindari stres).
Selain itu, dr Pasid meminta kepada peserta edukasi untuk mempertimbangkan penggunaan laser untuk perawatan kulit. "Laser digunakan untuk peremajaan kulit , meningkatkan konstraksi serabut kolagen yang menetap, mengurangi kerut akibat bertambahnya volume dan makin tebalnya serabut kolagen. Tapi tentu saja, harus terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter sebelum menjalani perawatan" tambahnya.
Tindakan LASER FOTONA oleh dr. Pasid Harlisa, Sp.KK
Chemical peeling dan mikrodermabasi merupakan bentuk perawatan kulit yang sering dilakukan untuk mendapatkan wajah yang menawan. Metode tersebut bekerja dengan cara menghilangkan sel-sel kulit mati dan kotoran yang menempel di wajah. Tapi, seiring dengan penemuan inovasi dalam dunia kecantikan, kini seseorang yang ingin melakukan perawatan wajah bisa memanfaatkan tekhnologi yang jauh lebih efisien, praktis dan tentu saja hasil yang maksimal
Tekhnologi tersebut diperkenalkan oleh dokter spesialis kulit dan kelamin dari Sultan Agung Skin Center, Pasid Harlisa. Tekhnologi tersebut dinamakan Laser Fotona
"Fotona merupakan tekhnologi terkini yang ber-basic laser. Bersifat multi aplikasi yang luas dan memiliki kombinasi dua panjang gelombang laser dalam terapi tunggal penggunaannya untuk kulit bagian dalam maupun di permukaan.
Pemanfaatan Laser FOTONA
Peremajaan kulit. Mengurangi kerutan pada kulit.
Menekan aktifitas kelenjar minyak, sehingga mengurangi munculnya peradangan pada jerawat.
Mengurangi tumbuhnya rambut di daerah tubuh yang tidak diinginkan.
Menghilangkan jamur kuku. Stimulasi panas pada lempeng kuku atau jaringan yang lebih dalam mampu membunuh parasit jamur yang menempel dan akan diikuti oleh pertumbuhan kuku secara normal
Meminimalisasi pendarahan dan pencegahan infeksi. Lebih aman dan tentunya menambah tingkat kepuasan pasien lebih tinggi.
Penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan penetrasi tungau parasit Sarcoptes scabiei var. Hominis ke dalam epidermis. Penyakit ini juga dikenal dengan The itch Kudis ; Nocturnal pruritus ; Gatal agogo.
Epidemiologi Semua umur, terutama remaja. Baik laki-laki atau wanita ditunjang dengan sosial ekonomi rendah dan sanitasi higienis yang buruk. Sarcoptes scabiei var.hominis termasuk filum Arthropoda, kelas Arachnida, ordo Ackarima, super famili Sarcoptes.
Morfologi Sarcoptes scabiei var.hominis berbentuk bentuk oval, punggung cembung perut rata, tungau kecil. Tungau translusen, putih kotor, tidak bermata. Beranjak dewasa memiliki 4 pasang kaki. Sarcoptes Scabiei (SS) masuk kedalam kulit dalam interval 2 s.d 4 minggu. Menimbulkan host tersensitisasi tungau dan produknya lalu menimbulkan hiper sensitivitas > Pruritus > Garukan sehingga akibatkan erosi, ekskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder. Melalui apa SS bisa menginfeksi seseorang ?
Kontak langsung kulit dengan kulit
Berjabat tangan
Tidur bersama
Hubungan seksual
Kontak tidak langsung (melalui benda). Bisa juga melalui pakaian, handuk, sprei, bantal dst.
Kejadian skabies banyak terjadi di sela-sela jari telapak tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku, ketiak, aerola mammae, daerah pusar dan perut bawah, daerah genitalia eksterna dan pantat. Pada anak bayi dapat mengenai bagian lain seperti telapak kaki, telapak tangan, bahkan seluruh permukaan kulit.
Jenis pertama Skabies adalah norwegia ( skabies berkrusta). Ditandai adanya dermatosis berkrusta pada tangan dan kaki, kuku yang distrofik, serta skuama yang generalisata. Bentuk ini sangat menular
Skabies nodular. Skabies dapat berbentuk nodular bila lama tidak diberi terapi, sering terjadi pada bayi atau anak, atau dengan pasien imunokompremens.
Skabies pada orang bersih (scabies of cultivated) ; Skabies incognito ; Skabies yang ditularkan melalui hewan ; Skabies pada bayi dan anak ; Skabies terbaring di tempat tidur (bed ridden).
Prosedur yang tepat untuk pemeriksaan Skabies dimulai dari pemeriksaan mikroskopik untuk menemukan tungau, telur, dan atau larva dari SS. Yaitu dengan mengerok lesi kulit dasar vesikula, pustula atau terowongan kemudian ditetesi minyak emersi atau gliserin.
Minum obat teratur
Istirahat yang cukup
Jaga kebersihan diri
Jika gatal usahakan jangan digaruk
Keluarga tidak boleh memakai barang seperti pakaian, handuk penderita secara bersamaan
Merendam pakaian, sprei dengan air hangat ketika hendak dicuci