Sayangnya, ada satu pola pikir masyarakat yang perlu diluruskan. Yakni, kalau tetiba merasakan nyeri, seseorang langsung memberikan obat pereda nyeri yang banyak dijual bebas di apotek atau warung. Memang hasilnya ces pleng. Tapi tahukah mereka dalam jangka waktu lama pemakaian obat-obatan tersebut akan merusak organ dalam tubuh seperti lambung, ginjal dsb. Hal itu karena efek dari obat anti-nyeri berdosis tinggi. Pertanyaan selanjutnya, apakah sumber penyakitnya dapat disembuhkan ? Dengan tiadanya diagnosa penyakit, tentu konsumsi obat-obatan tersebut tidak akan menjadi penyembuh penyakitnya. Malahan bisa menimbulkan masalah baru.
Dipilihnya obat-obatan yang dijual bebas di pasaran dikarenakan adanya “referensi” dari orang lain ketika mengalami hal yang sama. Mereka bilang “cocok dengan obat tertentu”. Akhirnya, seseorang yang percaya dengan pengalaman orang yang “sembuh” akan melakukan hal yang sama (minum obat yang sama). Terkait kebiasaan ini, ada beberapa hal yang perlu kita cermati. Pertama, adalah obat warung yang terkadang tidak pas antara jenis penyakit dengan komposisi obat. Kedua, adalah kecenderungan pada satu obat dengan tidak mengerti sama sekali sebenaranya sakit apa yang dideritanya.
LINGKUP PELAYANAN SULTAN AGUNG PAIN CENTER
Medial Branch Ablasi Lumbal dengan C-arm, USG dan RF
Sympathetic Chain Block
Lumbal dan thorakal dengan C-arm dan RF
Transforaminal Dorsal Root Ganglion (DRG) Lumbal dan thoracal dengan C-arm dan RF
Medial Branch Block cervical, Thoracal dan lumbal dengan C-arm, USG dan RF
Ganglion Impar Block dengan C-arm dan RF
Splancnik Ganglion Ablasi/Neurolisis
Hipogastrik ganglion Ablasi
Pulsed Radio Frequency (PRF) Ganglion Gaseri , Ganglion Spinopalatina da Ganglion Stelata (C-arm + RF)
Sacro illiaca Joint Injection C-arm
Injection Intra Articular (USG)
Trigger Point Injection Musculus Besar dan kecil (USG)
Geniculatum Block dengan C-arm , USG dan RF
Great Occipital Nerve Block dengan C-arm, USG dan RF
dr. Hj Ken Wirastuti, M.Kes, Sp.S, KIC melakukan intervensi pain pada salah seorang pasien
dr. Said Shofwan, Sp.An, FIPP sedang tindakan pengurangan rasa nyeri pada pasien
Untuk metode terkini penanganan nyeri, ada intervensi yang dilakukan dengan menghambat nyeri di salah satu titik. Apakah di awal, tengah, atau akhir. Sedangkan pada awal luka, tulang belakang, bisa juga dihambat di area sebelum masuk ke otak.
Misalkan ada seseorang yang mengalami nyeri pinggang bawah atau dalam dunia medis dikenal dengan Low Back Pain (LBP). Ketika seseorang mengalami LBP, ada beberapa hal yang dirasakan. Yakni sendi facet lumbal, sendi sacroilliaca, syndrome priformis dan nyeri pinggang bawah yang menjalar hingga anggota gerak bawah.
Pertama kali yang kami lakukan, adalah menentukan lokasi nyeri secara akurat . Nah, bila sudah diketemukan lokasi nyeri, kami menyuntikkan obat anti peradangan dan penghilang rasa sakit yang ditujukan langsung ke daerah lokasi nyeri tulang belakang. Tindakan itu diikuti dengan metode pain management with Percitaneous Radio Frequency Denervation. Yakni metode untuk kurangi nyeri pada pasien yang alami penekanan discuss ringan (discogenic pain).
Bila ada pasien dengan derajat kesakitan yang tidak terlalu parah, tim dokter akan melakukan PCEN Technique (Percutaneous Cervical Epidural Neuroplasty). Penggunaan kateter PCEN ini bagi pasien dengan indikasi terjepit ringan. Dilanjutkan dengan menyemprotkan tiga jenis obat: Obat pereda nyeri, anti peradangan dan anti perlengketan.
Selain pasien HNP, intervensi nyeri memungkinkan juga dilakukan pada seseorang nyeri sendi, otot, punggung dan leher ; kepala ; wajah ; anggota gerak yang menjalar ke beberapa anggota tubuh seperti tangan atau kaki dan sebagainya.
Jadwal Praktik
Monday - Friday: | 8.30 - 18.30 |
Saturday: | 10.30 - 16.30 |
Sunday: | 10.30 - 16:30 |