Masyarakat diminta lebih selektif dan bijak dalam menerima informasi atau produk tulisan yang berkaitan dengan kesehatan. Berbahaya kalau informasi/ tulisan hoaks yang menyangkut kesehatan dipercaya sebagai kebenaran oleh masyarakat.
“Untuk itu, RSI Sultan Agung mengajak wartawan, praktisi media dan penulis untuk terus mengedukasi masyarakat melalui tulisan- tulisan tentang kesehatan,” ungkap Direktur Umum dan Keuangan RSI Sultan Agung, Munadharoh SE, Senin (1/8/2022).
Salah satunya, jelas Munadharoh, melalui Workshop Menulis di Media dan Sosialisasi Industri Hulu Migas di Pondok Pesantren Al-Hikmah, Benda, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, Jumat (29/7) pekan kemarin.
Menurutnya, peran jurnalis, praktisi media dan penulis di era digital ini semakin penting. Karena melalui tulisan dan konten- konten positif masyarakat mendapat informasi tentang kesehatan yang baik dan benar.
Terlebih beragam informasi –baik yang dapat dipertanggungjawabkan maupun informasi yang menyesatkan– sekarang ini kian gampang beredar dan kian mudah diakses oleh masyarakat melalui media digital.
Sepanjang informasi yang dimaksud dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya tentu tidak menjadi persoalan. Namun tidak demikian jika informasi/ tulisan tersebut menyesatkan. “Apalagi jika itu terkait informasi kesehatan,” tambahnya.
Workshop ini, lanjut Munadharoh, diikuti para santri, kepala sekolah di lingkungan Al-Hikmah, penyiar Radio Tsania FM, pengelola website, Fatayat NU dan Lembaga Bahstul Masail (LBM) Nahdlatul Ulama (NU).
Sementara Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikmah Benda, KH Sholahuddin Masruri mengungkapkan, telah menyiapkan kader Nahdlatul Ulama (NU) untuk menepis hoaks dan informasi yang menyesatkan.
Menurut Gus Sholah, kondisi saat ini memang semakin memprihatinkan, khususnya terkait dengan maraknya informasi maupun tulisan yang cenderung menyesatkan. Hal ini tidak boleh dibiarkan berlarut- larut agar masyarakat tidak bingung.
Butuh kejelian dan sikap yang lebih bijak karena informasi hoaks dan informasi yang menyesatkan kian mudah beredar dan semakin gampang diterima oleh masyarakat. Karena itulah, pesantren Al-Hikmah berupaya menghadirkan para santri dan kader NU agar memiliki kemampuan mengisi ruang- ruang media maya dengan konten positif.
Tak terkecuali konten yang berkaitan dengan kesehatan. Sehingga jagad medsos tidak dipenuhi informasi yang menyesatkan dan berbagai informasi sampah lainnya.
“Maka Pesantren Al-Hikmah bersama dengan Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung Semarang, dan SKK Migas Jabanusa bergandengan tangan membekali keterampilan kepada santri agar mampu membuat konten bernarasi positif di jagad maya,” tegasnya.