Semarang, rsisultanagung.co.id – Pada tanggal 25 Januari selalu diperingati dengan Hari Gizi Nasional, dimana setiap tahunnya Kementerian Kesehatan memiliki tema yang berbeda-beda.
Pada Hari Gizi Nasional tahun 2023, tema yang diangkat adalah mengenai “Protein Hewani Cegah Stunting” juga sebagai kampanye oleh Kemenkes untuk mengajak seluruh masyarakat untuk lebih menyadari tentang pencegahan stunting bagi anak.
Guna merayakan Hari Gizi Nasional, Instalasi Gizi RSI Sultan Agung Semarang membagikan sejumlah cemilan sehat kepada para pasien anak yang ada di ruang Baitunnisa, Gedung ITH pada hari rabu, 25 Januari 2023.
Perayaan HGN tersebut tidak hanya sampai disitu saja, acara berikutnya adalah seminar tentang pencegahan stunting dengan protein hewani yang digelar pada hari Selasa, 31 Januari 2023 bertempat di Sultan Agung Islamic Daycare.
Kegiatan ini merupakan bentuk kerjasama antara Instalasi Gizi dan Instalasi PKRS RSISA Semarang dengan Sultan Agung Islamic Daycare (SA ID). Acara yang dihadiri oleh para orang tua dan mahasiswa Unissula ini dibuka dengan sambutan oleh Kepala Instalasi PKRS, dr. Githae Dwi Desiani.
Baca juga: Cara Tepat Atasi Nyeri Akut dan Nyeri Kronis
“Jadi disini nanti kita sudah menghadirkan dua narasumber yang RSI Sultan Agung miliki, ada Dr. dr. Pujiati, Sp.A dan ibu Harini Diestiana, S.Gz, RD selaku kepala instalasi Gizi,” kata dr. Githae.
Lebih lanjut, dr. Githae menjelaskan alasannya memilih tempat seminar di Daycare karena gizi yang baik juga berperan penting dalam masa pertumbuhan anak.
Sambutan berikutnya disampaikan oleh Ns. Nopi Khasanah, Sp.Kep, An selaku Direktur SA ID. Dalam sambutannya Nopi mengenalkan lebih dekat kegiatan apa saja yang dilakukan anak-anak selama di daycare.
“Biasanya aktifitas harian kita diawal anak akan masuk kemudian di cek suhu dan lain sebagainya, setelah itu jam 9 sampai setengah 11 ada kelas,” terang Nopi.
Setiap materi yang diperoleh di dalam kelas akan berbeda-beda tema setiap harinya. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan makan siang dan shalat jemaah serta diakhiri dengan tidur siang bersama.
Deteksi pertumbuhan pada anak juga sering dilakukan setiap satu bulan sekali, serta terdapat fasilitas pemeriksaan kesehatan dari RSISA Semarang dan RSIGM Sultan Agung.
Kegiatan berlanjut pada paparan materi oleh Dr. dr. Pujiati Abbas, Sp.A mengenai Deteksi Dini Keterlambatan Tumbuh Kembang Anak. Gangguan perkembang anak memiliki empat aspek, diantaranya adalah gangguan keterlambatan berbicara dan berbahasa, retradasi mental, gangguan belajar emosi dan perilaku serta gangguan personal sosial.
Baca juga: MES PW Jateng Gelar Pelantikan Pengurus dan Seminar Ekonomi Syariah di RSISA Semarang
Pada anak yang biasanya mengalami gangguan perkembangan biasanya disebabkan oleh perilaku dari orang sekitar yang menganggap gangguan tersebut menjadi sesuatu hal yang wajar hingga akhirnya sang anak terlambat untuk ditangani saat dibawa ke rumah sakit.
Semisal ada anak yang mengalami gangguan keterlambatan berjalan, kakek atau neneknya berpendapat bahwa wajar mengalami hal tersebut dan mengatakan bahwa nantinya sang anak akan dapat berjalan dengan sendirinya.
“Ketika dia datang tadi akibat terlambat baru dirujuk di RS. Baru dilakukan skrining perkembangan, kalau sudah ketemu penyebabnya lalu kita interfensi,” ucap dr. Puji.
Anak yang terlambat melakukan pemeriksaan akan dilakukan penanganan secara intensif guna meminimalisir kekurangannya supaya optimalisasi perkembangannya tetap berjalan.
Untuk mendeteksi instrumen gangguan perkembangan biasanya dilakukan dengan menggunakan kuisioner KPSP (Kuesioner Pra Skrinning Perkembangan).
Paparan materi berikutnya disampaikan oleh Harini Diestiana, S.Gz, RD mengenai Isi Piringku Kaya Protein Hewani. Harini menjelaskan perlu adanya kerjasama dalam hal mengurangi angka stunting di Indonesia.
“Menurut hasil penelitian yang dilakukan tahun 2018 itu memang protein ini berperan dalam upaya penurunan stunting,”
Alasannya karena terdapat hubungan yang kuat antara stunting dengan indikator konsumsi pangan yang berasal dari hewani. Konsumsi pangan dari protein hewani juga harus lebih dari satu jenis supaya angka stunting dapat berkurang dengan baik.
“Jadi di Indonesia ini angka untuk konsumsi hewani itu memang masih rendah, yang terbesar malah konsumsinya disuplay lewat karbohidrat,” imbuhnya.
Dibandingkan negara lain, konsumsi protein hewani di Indonesia masih tergolong rendah. Mulai dari konsumsi telur, daging hingga susu.
Harini kemudian berpesan kepada para peserta seminar yang didominasi oleh wanita muda untuk dapat mempersiapkan diri memberikan gizi yang baik untuk anaknya kelak.
[…] Baca juga: Rayakan Hari Gizi, Para Orangtua di SA Islamic Daycare Belajar tentang Gizi dan Tumbuh Kembang anak […]
[…] Baca juga: Rayakan Hari Gizi, Para Orangtua di SA Islamic Daycare Belajar tentang Gizi dan Tumbuh Kembang anak […]
[…] Baca juga: Rayakan Hari Gizi, Para Orangtua di SA Islamic Daycare Belajar tentang Gizi dan Tumbuh Kembang anak […]