Semarang, rsisultanagung.co.id – Mengusung tema MPASI Kaya Protein Hewani Cegah Stunting pada peringatan Hari Gizi Nasional ke-64 tahun 2024. Instalasi Promosi Kesehatan RSI Sultan Agung Semarang berkolaborasi dengan Instalasi Gizi menggelar talkshow kesehatan, demo masak MPASI, dan lomba kreasi MPASI, pada hari Rabu, 31 Januari 2024.
Bertempat di Ruang Auditorium RSISA Semarang, acara tersebut diikuti oleh puluhan Kader Posyandu di beberapa Kecamatan yang ada di Kota Semarang.
Direktur Pendidikan RSISA Semarang, dr. Mohamad Arif, Sp.PD mengawali acara dengan memberikan sambutan kepada seluruh peserta. dr. Arif menyampaikan apresiasinya kepada para anggota Posyandu..
“Ibu-ibu semuanya sebagai anggota dari masyarakat ini menjadi salah satu ujung tombak mengatasi stunting di Indonesia,” terang dr. Arif.
dr. Arif lalu menjelaskan makanan yang kaya dengan protein tidak harus mahal, ada juga yang murah dan lebih mudah didapatkan.
“Kita bisa mencari alternatif dari protein hewani yang lainnya, mungkin bisa telur, ikan, bisa daging, dan ikan pun tidak harus yang mahal, bisa ikan kakap, ikan gabus atau ikan lele” ungkapnya.
Melalui acara tersebut, dr. Arif berharap para peserta nantinya dapat menerima ilmu tentang bagaimana menyajikan menu MPASI kaya akan protein dan tidak membosankan bagi bayi.
Baca juga : Lanjutkan Estafet Kepemimpinan, Ketum YBWSA Lantik Dirut RSISA Semarang Masa Bakti 2024-2026
Sambutan berikutnya disampaikan oleh Gatot Prayitno, SKM, M.Si selaku Ketua Pokja 4 TP PKK Kota Semarang. Dalam sambutannya, Gatot menyampaikan pesan dari Dr. H Alwin Basri MM, M.IKom selaku Ketua TP PKK Kota Semarang.
Alwin Basri berharap dengan acara yang diselenggarakan oleh RSI Sultan Agung Semarang dapat membantu upaya Pemkot Semarang dalam mengurangi angka stunting melalui berbagai macam kreasi menu MPASI.
Mengingat, dari data yang disampaikan oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang, hingga akhir Desember 2023. Kota Semarang masih memiliki 872 kasus stunting, namun data tersebut telah mengalami penurunan dari tahun-tahun sebelumnya.
“Mudah-mudahan dengan upaya yang dilaksanakan oleh RSI Sultan Agung Semarang ini mampu mewujudkan Kota Semarang zero stunting di 2024,” ungkap Gatot.
Para kader Posyandu kemudian menyaksikan talkshow yang bertema “MPASI Berkualitas untuk Generasi Emas”, pada talkshow tersebut telah hadir 3 narasumber dari RSISA Semarang.
Diantaranya ada dr. Heny Yuniarti, MKM, Sp.GK selaku dokter Spesialis Gizi Klinis, Dr. dr. Pujiati Abbas, Sp.A selaku dokter Spesialis Anak dan Harini Diestiana, S.Gz, RD selaku Kepala Instalasi Gizi.
Materi pertama disampaikan oleh dr. Puji, beliau menyampaikan mengenai Start MPASI! Stop Stunting!. dr. Puji menjelaskan bahwa bayi berusia 6 bulan wajib mengkonsumsi MPASI karena bayi membutuhkan tambahan energi, protein dan zat besi.
Baca juga : Ketahui Fakta Pengaruh Mata Minus pada Ibu Hamil
Terdapat 3 tujuan pemberian MPASI, yang pertama adalah memperkenalkan tekstur pada bayi sehingga keterampilan makan bayi dapat terasah.
“Yang kedua meningkatkan imunitas, kandungan oksidannya juga harus terpenuhi, ada vitamin A, zat besi yang kita jumpai di hati ayam, ikan, brokoli dan seterusnya,” kata dr. Puji.
Tidak hanya itu, pemberian MPASI juga dapat membantu pembentukan tulang, jadi MPASI harus mengandung protein, kalsium bahkan vitamin D.
Melalui pemenuhan nutrisi dari MPASI, maka kejadian stunting dapat diminimalisir karena kejadian stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis mulai dari dalam kandungan hingga lahir 1000 hari atau yang biasa disebut 1000 HPK (Hari Pertama Kelahiran).
“Itu harus kita perhatikan kandungan nutrisi ibu hamil bagaimana terpenuhi semua vitamin, mineral, protein, karbohidrat untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi,” terangnya.
Materi berikutnya disampaikan oleh dr. Heny Yuniarti, MKM, Sp.GK tentang Komposisi Nutrisi pada MPASI. Salah satu yang dijelaskan oleh dr. Heny adalah mengenai kebutuhan nutrisi bayi usia 6-11 bulan.
Saat anak usia 6-7 bulan, kebutuhan energi dari MPASI 200 kkal, MPASI yang diberikan berbentuk bubur saring atau bubur pure.
“ASI yang tadinya usia 0-6 bulan itu 100 persen dari kebutuhan, di usia 6-7 bulan turun menjadi 60-70 persen. 30 persennya kita penuhi dari MPASI,” ujar dr. Heny kepada para peserta.
Saat bayi berusia 7-8 bulan, kebutuhan ASI masih sama di sekitar 60-70 persen, sedangkan untuk MPASI tidak perlu disaring.
Baca juga : Lansia Boleh Minum Obat Seumur Hidup, Apakah Aman?
“7-8 bulan, anak bayi biasanya sudah mulai tumbuh gigi, bisa mengunyah makanan tanpa tekstur yang disaring,” imbuhnya.
Sedangkan kebutuhan nutrisi untuk bayi usia 9-11 bulan, kebutuhan ASI masih 60-70 persen sedangkan kebutuhan MPASI 300 kkal per hari.
“Sama tapi jumlah MPASI lebih banyak karena kebutuhannya kilogram berat badan, anak kita semakin bertambah usia berat badannya juga insyaallah semakin naik. Kecuali kalau ada masalah khusus,” kata dr. Heny.
Setelah pemaparan materi dr. Heny, Harini Diestiana, S.Gz, RD memaparkan contoh kreasi menu MPASI untuk bayi usia 12-23 bulan dari Instalasi Gizi RSI Sultan Agung Semarang.
Diantaranya ada nasi tim, telur dadar gulung sayur, chicken fingers, sop sayur bakso, puding susu dan buah. Adapun kandungan gizi pada menu tersebut, ada kalori 523 Kcal, protein 14,72 gram, lemak 13,55 gram, karbohidrat 87,55 gram.
“Nasi tim atau nasi yang agak lembek, tapi ingat harus diberikan variasi sentuhan-sentuhan yang memang biar anak nanti tidak bosan kalau hanya nasi saja itu kadang anak-anak sekarang itu kan pinter milih karena biasa melihat di tempat lain,” kata Harini.
Menurut Harini, variasi dari menu MPASI bisa dari model penyajian atau dari cita rasa masakannya. Selanjutnya Harini memperlihatkan kreasi menu MPASI yang kedua, yaitu nasi / tim, ayam bumbu bali, orek tempe, sayur asam, sambal, dan buah.
“Contoh yang kedua simpel, sebetulnya kalau kita main perpaduan warna dari masakan akan lebih terlihat cantik,” imbuhnya.
Acara dilanjutkan dengan demo masak oleh tim Instalasi Gizi RSISA Semarang dan lomba kreasi menu MPASI oleh seluruh kader posyandu. Terdapat 11 tim yang ikut bertanding, masing-masing tim terdiri dari dua anggota Posyandu Kecamatan.
Setelah dilakukan penilaian oleh dewan juri, terdapat tiga kelompok yang berhasil memenangkan pertandingan. Diantaranya, Juara 1 diraih oleh Posyandu Kecamatan Semarang Utara dengan menu kentang susu saus bologne dan puding coklat susu.
Juara 2 dimenangkan oleh Posyandu Kecamatan Gajah Mungkur dengan menu puding pelangi mie, gadun teri ayam, dan sop matahari jagung. Sedangkan untuk Juara 3 diraih oleh Posyandu Kecamatan Ngaliyan dengan menu nasi tim sayur, creamy ikan salmon, dan puding buah naga ceria.
Selanjutnya untuk Juara Harapan 1 dimenangkan oleh Posyandu Kecamatan Tembalang dengan menu telur fantasi, Juara Harapan 2 dimenangkan Posyandu Kecamatan Gunungpati dengan menu Sehutel Sukun, dan Juara Harapan 3 oleh Posyandu Genuk dengan menu dimsun ikan patin, bubur ikan patin serta puding buah.