Penderita Pasca Stroke (PPS) memang mengalami beberapa ganggua
n berbahasa (afasia), berbicara (disartria) , Buang Air Kecil (BAK) dan Buang Air Besar (BAB). Tentu saja, dalam kesehariannya , PPS membutuhkan orang lain untuk sekedar melakukan Activities of Daily Living (ADL). Namun demikian, sebenarnya PPS dapat hidup mandiri untuk melakukan ADL.
“Tentu saja seorang PPS harus melakukan serangkaian gerakan yang lebih terarah dan efisiensi tetap harus berupaya melakukan aktifitas dasar merawat diri seperti makan, mandi, dsb. Perawatan seperti itu bisa dilakukan sendiri di rumah” ujar Spesialis Rehabilitasi Medik dari Sultan Agung Medical Rehabilitation Center , Ika Rosdiana dalam talkshow kewaspadaan terhadap stroke di lantai 2 ITH RSI Sultan Agung belum lama ini.
Menurut dr Ika, ada tiga kategori PPS. Pertama, fase akut. Fase ini dimulai 2 minggu pertama setelah stroke. Kedua, sub akut. Yakni PPS sampai 6 bulan. Dan kronis yakni melewati 6 bulan setelah stroke.
“Pada tahapan sub akut adalah periode yang menentukan pasien tetap mandiri untuk melakukan Aktivitas Kehidupan Sehari-hari (AKS)” tukas dr Ika.
Metode terapi yang cocok bagi pasien sub akut menurut dr Ika adalah berusaha untuk selalu melakukan Aktivitas Daily Living (Aktivitas sehari-hari). “Bila PPS masih terlalu lemah, keluarga boleh membantu secukupnya.” lanjutnya.
Ika mengatakan, apabila PPS semakin malas untuk melakukan ADL, semakin besar kemungkinannya terkena nyeri post stroke. Otomatis, anggota gerak semakin lemah, lelah dan kaku.