Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan akan melaksanakan Pekan Imunisasi (PIN) Polio 2016 selama kurang lebih dua minggu. Seperti even PIN pada tahun sebelumnya, PIN kali ini bertujuan meningkatkan kekebalan balita terhadap penyakit polio.
Kebijakan pemerintah ini diapresiasi positif oleh dokter Spesialis Anak RSI Sultan Agung, Hj Azizah Retno Kustiyah. Menurutnya, PIN adalah upaya yang tepat bagi pemerintah untuk mengatasi penyakit yang bisa menimbulkan kelumpuhan.
“Polio diakibatkan infeksi virus yang dinamakan poliovirus (PV). Virus ini masuk kedalam tubuh melalui mulut dan menginfeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah dan masuk ke sistem saraf tepi (perifer) yang mengakibatkan terjadinya kelemahan otot dan terkadang menyebabkan kelumpuhan” ujar dokter berjilbab ini.
Tanda-tanda klinis yang timbul pada setiap anak yang mengalami infeksi ini, menurut dr Azizah adalah panas disertai dengan kelemahan otot ekstremitas yang bersifat lemas (tidak kaku).
“Infeksi virus polio pada manusia sangat bervariasi, dari gejala yang ringan sampai terjadi paralysis atau gejala lumpuh layuh yang terlihat antara lain berjalan pincang atau tidak dapat berjalan. Bahkan beberapa kasus bisa akibatkan kaki mengecil (atrofi otot)” katanya.
Tindakan pemerintah, kata dr Azizah dinilai sudah tepat untuk memerangi polio. Karena Dari tahun 1996 sampai tahun 2005 negara Indonesia pernah dikatakan bebas polio, tetapi muncul lagi sebuah kasus polio di beberapa provinsi di Indonesia.
“Jadi, PIN yang dilakukan oleh pemerintah merupakan sebuah usaha untuk mencegah terjadinya polio di Indonesia