Ibarat menyambut tamu istimewa, ramadhan juga harus disambut dengan persiapan khusus. Bagi orang yang tidak memiliki penyakit khusus, persiapan yang dilakukan bisa dengan banyak berolahraga, menjaga pola makanan sehat supaya tetap bugar dan sehat untuk menjalankan ribadah dengan baik. Tapi bagi diabetisi (penderita kencing manis, red) tentu ada persiapan khusus ketika berpuasa
“Hal dasar yang harus dilakukan oleh diabetisi adalah memperhatikan memperhatikan kebutuhan energi atau pola makan” ujar ahli gizi, Niken Ratna, S.Gz ketika seminar sukses berpuasa ala diabetisi yang diselenggarakan RSI Sultan Agung bekerjasama dengan Soyjoy belum lama ini.
Bagaimana tepat pola makan ? Niken yang juga ahli gizi RSI Sultan Agung mengatakan diabetisi harus konsumsi 60 persen kebutuhan energi ketika berbuka yang didapat dengan pengaturan sebagai berikut : konsumsi makanan ringan sebelum sholat maghrib dilanjutkan makanan berat sesudahnya. Setelah shalat tarawih, diabetisi juga dianjurkan untuk konsumsi makanan ringan.
“Sisanya, 40 persen didapat dari konsumsi saat sahur. “Untuk sahur, sebaiknya konsumsi makanan padat. Agar terhindar hipoglikemia, lambatkan makanan sampai 15 menit sebelum imsak dan segera berbuka begitu tiba berbuka” katanya
Meski begitu, ada diabetisi yang tidak dihimbau untuk berpuasa yakni yang mendapatkan suntikan insulin dua kali (pagi dan petang). “Dikhawatirkan ketika berpuasa, diabetisi akan alami kelebihan zat keton dalam tubuhnya sehingga berisiko terkena hipoglikemia. Tubuh mereka memerlukan keseimbangan yang harus dijaga sepanjang hari antara obat dan makanan yang masuk ketubuhnya” jelas Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Nur Anna CS dalam seminar yang sama
Jika kepatuhan pada pola makan dan disertai dengan arahan dari dokter, Nur Anna yakin diabetisi aman ketika berpuasa dan tetap bugar ketika jalani ibadah selama ramadhan.