Bagi sebagian ibu, persalinan dengan operasi caesar mungkin terdengar menakutkan. Kabar baiknya, kini ada metode ERACS yang minim rasa sakit. Bahkan, metode persalinan ERACS bisa membuat pemulihan ibu lebih cepat daripada operasi caesar biasanya.
Belakangan, metode ERACS memang ramai diperbincangkan di kalangan ibu hamil. Metode ini merupakan metode melahirkan yang bisa mempersingkat masa penyembuhan usai melahirkan.
Sebenarnya, apa itu persalinan ERACS dan bagaimana prosesnya?
Enhanced Recovery After Cesarean Surgery (ERACS) adalah protokol operasi caesar yang bertujuan untuk mempercepat mobilitas, dan proses penyembuhan (recovery) pasien. Dengan protokol ini, memungkinkan pasien untuk melakukan pergerakan lebih cepat, yaitu sekitar 2 jam pasca operasi caesar dengan nyeri yang minimal.
Metode ERACS adalah pengembangan metode ERAS (Enhanced Recovery After Surgery) untuk mempersingkat perawatan pasca operasi bedah. Pertama kali ERAS digunakan untuk operasi saluran pencernaan, yakni usus besar atau kolon. Kini, metode ERAS dikembangkan menjadi ERACS dan digunakan untuk proses persalinan caesar.
Di Indonesia, metode ERACS sudah mulai diterapkan dalam persalinan sejak tahun 2019. Beberapa rumah sakit sudah menerapkan metode ini sebagai pilihan melahirkan caesar termasuk di RSI Sultan Agung Semarang.
Tak seperti operasi caesar konvensional, operasi dengan metode ERACS memiliki batasan waktu. Sebab, dosis obat yang digunakan lebih kecil dan memengaruhi efeknya. Waktu melahirkan dengan ERACS yakni maksimal 60 hingga 90 menit.
Manfaat ERACS
Dibandingkan persalinan dengan operasi caesar biasa atau konvensional, ERACS memiliki keuntungan yakni:
- Mempersingkat waktu tinggal di rumah sakit.
- Nyeri yang dirasakan pasca operasi dengan ERACS berkurang atau lebih sedikit dibandingkan operasi caesar biasa.
- Luka penyembuhan lebih cepat.
- Mual dan muntah berkurang.
Kontraindikasi ERACS
Pada dasarnya, Pasien yang memiliki kehamilan sehat bisa melahirkan dengan metode ERACS. Namun, ada kontraindikasi atau kondisi di mana ibu tidak bisa melahirkan dengan metode ini.
Kontraindikasi ERACS mengacu pada kondisi medis berat yang dialami Pasien, seperti plasenta akreta. Proses persalinan pada kondisi ini membutuhkan waktu lama dan transfusi yang banyak.
ERACS tidak bisa dilakukan pada keadaan yang membutuhkan transfusi darah dalam jumlah banyak.
Fase melahirkan dengan ERACS
Metode ERACS sudah bisa dipilih saat Pasien hamil dan memutuskan untuk melahirkan dengan operasi cesar. Syaratnya, kondisi kesehatan Pasien harus optimal atau sehat menjelang persalinan.
Metode persalinan ERACS membutuhkan persiapan matang yang dimulai sejak masa kehamilan hingga setelah melahirkan. Berikut fase dalam ERACS:
1. Fase pre-operatif
Di fase ini, kondisi kesehatan pasien mulai dioptimalkan untuk menjalani persalinan dengan metode ERACS. Misalnya, ibu yang memiliki anemia saat hamil, harus segera ditangani agar bisa melahirkan dengan ERACS.
Dokter akan menangani selama antenatal care supaya pada saat persalinan, kadar hemoglobin (Hb) ibu cukup. Sebab, Hb yang rendah dapat menyebabkan pendarahan yang banyak selama proses melahirkan.
2. Fase inter-operatif
Fase ini mencakup kesiapan tim selama operasi caesar dengan metode ERACS. Tim mencakup dokter kandungan, dokter anestesi, dokter anak, perawat, bidan, dan manajemen rumah sakit yang mendukung supaya ERACS ini bisa diimplementasikan.
Pada fase ini, Pasien mempersiapkan diri untuk melahirkan. Pada operasi caesar konvensional, Pasien diharuskan untuk puasa 6-8 jam sebelum melahirkan. Namun di ERACS, Pasien justru diminta untuk konsumsi minuman berkalori tinggi, tepat dua jam sebelum melahirkan.
Menurut penelitian, hal ini bisa menanggulangi stres metabolik dan resistensi insulin selama operasi. Stres metabolik tidak boleh terjadi karena bisa memengaruhi suhu tubuh dan tingkat kesembuhan ibu usai melahirkan.
Sebelum operasi caesar dengan ERACS dimulai, dokter akan memberikan antibiotik. Sementara saat operasi berlangsung, Pasien akan diberikan anestesi dengan bius spinal dosis rendah.
Dokter juga akan memberikan obat-obatan yang bervariasi selama operasi dengan jarum suntik lebih kecil. Tujuannya supaya Pasien tidak merasakan sakit ketika melahirkan dan bisa berjalan kembali usai enam jam operasi.
Hal yang perlu diperhatikan selama melakukan metode ERACS, yakni:
- Suhu tubuh harus dijaga
- Memantau nyeri atau sakit
- Ibu dan bayi bisa langsung melakukan skin to skin contact agar terjadi kontraksi rahim yang baik dan meningkatkan bonding antara ibu dan bayi.
3. Fase post-operatif
Fase setelah operasi adalah periode krusial bagi pasien yang melahirkan dengan metode ERACS. Berikut 3 penanganan di fase post-operatif pada ERACS:
- Dokter umumnya akan memberikan obat anti-mual, anti-muntah, dan anti-nyeri yang bagus untuk keberhasilan ERACS.
- Prinsip utama ERACS adalah mempersingkat penyembuhan. Pada fase post-operatif, pasien dituntut untuk bisa duduk dalam waktu dua jam dan berjalan dalam waktu enam jam usai melahirkan.
- Pasien yang melahirkan dengan ERACS juga dituntut untuk bisa mobilisasi secara aktif. Tujuannya supaya usus bisa bergerak dengan baik dan cepat agar dapat buang angin hingga buang air besar (BAB) tanpa kendala usai melahirkan. Melalui mobilisasi aktif, Pasien tidak akan mengalami kembung, sehingga mencegah komplikasi setelah operasi.
Setelah melahirkan dengan ERACS, dokter biasanya akan memberikan permen karet. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan gerakan usus (peristaltik), sehingga pasien bisa BAB.
Penanganan di fase post-operatif yang tepat bisa mempercepat proses pemulihan pasien pasca melahirkan. Tak perlu waktu lama, Pasien yang melahirkan dengan ERACS pun bisa cepat pulang ke rumah.
Tips persiapan melahirkan dengan ERACS
Pasien sudah bisa merencanakan untuk melahirkan dengan ERACS sejak awal kehamilan ya. Beberapa rumah sakit di Indonesia sudah menerapkan metode ini.
Perlu diketahui, harga melahirkan dengan operasi ERACS ditaksir lebih mahal dari operasi caesar konvensional. Sebab, obat yang digunakan lebih variatif dan dibutuhkan persiapan yang matang sebelum persalinan.
Bagi Pasien yang tertarik melahirkan dengan metode ERACS, berikut 3 tips yang perlu diperhatikan:
- Sejak awal kehamilan sudah mencari informasi terkait ERACS.
- Mencari rumah sakit yang menerapkan metode ERACS untuk melahirkan.
- Kondisi kesehatan dan kehamilan harus dijaga agar bisa siap saat harus melahirkan dengan metode ERACS.
- Hindari konsumsi alkohol dan merokok karena dapat memperlambat penyembuhan luka dan meningkatkan risiko perdarahan selama operasi.
- Bila memiliki penyakit pemberat, seperti diabetes, Pasien sebaiknya konsultasi ke dokter untuk mendapatkan penanganan agar bisa melahirkan dengan ERACS.
Sumber : haibunda.com