RSI Sultan Agung - Islamic Teaching Hospital

  • Home
  • RSI Sultan Agung Semarang
  • RSI Sultan Agung Banjarbaru
  • Hospital TV
  • KEPK
  • Home
  • Blog
  • Uncategorized
  • Pentingnya pemahaman gejala difteri bagi ibu-ibu
0
Minggu, 14 Januari 2018 / Published in Uncategorized

Pentingnya pemahaman gejala difteri bagi ibu-ibu

Penyakit difteri, yang beberapa waktu terakhir ini menjadi perhatian khalayak ramai ternyata tidak semua orang terutama para ibu-ibu paham gejalanya.

“Difteri adalah penyakit yang permulaannya sangat ringan. Meski begitu, ibu-ibu juga wajib tahu apa gejala khasnya. Yakni timbulnya selaput putih seperti warna durian (beslag) di daerah mulut, tenggorokan dan amandel” ujar dr. Citra Primavita Mayangsari Sp.A ketika menyampaikan sosialisasi dan pemberian vaksin difteri dalam peringatan milad yayasan kemala bhayangkari ke 36 tahun 2018 belum lama ini di Kendal. Gejala khas itu, lanjut dr Citra juga disertai dengan demam yang tidak tinggi. “Atau nglemeng (istilah jawa, red), nyeri tenggorok, nyeri telan, stridor/ngorok” katanya.

Difteri merupakan salah satu penyakit infeksi akut dan menular yang disebabkan kuman Corynebacterium Diphteriae. Jika dibiarkan berlarut, bisa mengakibatkan sesak napas dan tentu saja berujung kematian.

Hal lain yang menurut dr Citra perlu dipahami oleh ibu-ibu adalah kuman penyebab difteri menyebar melalui semburan ludah dari seseorang saat batuk atau bersin. “Partikel air yang keluar dari seorang yang terkontaminasi kuman difteri akan segera berpindah ke orang sehat” lanjutnya. Anak juga perlu diberitahu untuk tidak minum air pada botol yang sama dengan temannya.

Pentingnya imunisasi

Bila menemukan anak dengan gejala khas seperti itu, saran dr Citra, segera untuk memeriksakan ke klinik atau pusat pelayanan kesehatan terdekat. “Bila dibawa ke rumah sakit , tidak tertutup kemungkinan pasien akan dilakukan tindakan isolasi.

Cara pencegahan yang efektif bagi anak belum terkena difteri adalah imunisasi. “Imunisasi dasar DPT pada usia anak 2, 4 dan 6 bulan. Kemudian diulangi lagi pada usia 18 bulan atau 4 s.d 6 tahun” ujarnya. Imunisasi juga bisa dilakukan setelah sakit 3 bulan setelahnya.

Dengan kepedulian orang tua terhadap anak dan sekitarnya menjadi senjata ampuh untuk menekan penularan dan pencegahan difteri.

 

  • Tweet

What you can read next

Ketika merawat pasien stroke di rumah
RSI Sultan Agung dan P3D bagikan alat bantu gerak
Hilangkan skabies dengan CINTA di tengah santri

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recent Posts

  • Kembangkan Layanan Medis, RSI-SA Semarang Siapkan Laboratorium Khusus Scretome

    ...
  • Tingkatkan Minat Santri untuk Menulis, Ketua Baznas RI dan Dirut RSI-SA Semarang Kunjungi Pesantren Asshodiqiyah

    ...
  • Dukung Literasi Santri, Dirut RSI-SA Semarang Hadir dalam Gerakan Santri Menulis di Masjid Raya Baiturrahman

    Dukung Literasi Santri, Dirut RSI-SA Semarang H...
  • Jalani Visitasi Lembaga Diklat oleh Kemenkes, RSI-SA Semarang Optimis Raih Akreditasi A

    Jalani Visitasi Lembaga Diklat oleh Kemenkes, R...
  • Peringati Nuzulul Quran, RSI-SA Semarang Gandeng Biofarma Gelar Pengajian dan CSR Vaksinasi Influenza

    Dalam rangka memperingati Nuzulul Quran, RSI Su...

Alamat

Jl. Raya Kaligawe KM 4 Semarang 50112 Jawa Tengah, Indonesia Telp. +6224 6580019 Fax. +6224 658 1928 Hotline Service +62821 1155 2424 IGD : +6224 6593452

UNIT RUMAH SAKIT

  • RSI Sultan Agung Semarang
  • RSI Sultan Agung Banjarbaru

SOCIAL MEDIA

Ikuti Rumah Sakit Sultan Agung Dalam

© 2021 RSI SULTAN AGUNG. All rights reserved.
TOP