
Semarang, rsisultanagung.co.id – Berangkat dari Tasikmalaya, SMK Plus YSB Suryalaya melaksanakan kunjungan industri di RSI Sultan Agung Semarang.
Acara yang bertempat di ruang Auditorium RSI Sultan Agung Semarang ini diikuti oleh sejumlah guru pendamping serta 75 siswa yang terdiri dari jurusan kesehatan dan teknologi farmasi.
Mewakili Direktur Pendidikan RSI Sultan Agung Semarang, Manajer Humas dan Kemitraan, Evin Listio Hermanti, S.Sos memberikan sambutan hangat kepada seluruh siswa.
Dalam sambutannya, Evin memberikan semangat kepada para siswa untuk lebih giat lagi dalam belajar karena peluang kerja di dunia kesehatan masih terbuka lebar.
“Lapangan kerja masih sangat luas, jadi jangan takut bahwa nanti setelah lulus dan melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi insyaallah peluang kerja terbuka lebar,” terang Evin, pada hari Selasa (13/12/2022).
Lebih lanjut, Evin juga menjelaskan berbagai macam layanan unggulan yang ada di RSI Sultan Agung Semarang. Seperti Eye Center, Lasik Center, Cardiac Center, Pain Center dan masih banyak lagi.
Sambutan berikutnya disampaikan oleh Bubun Arhamsya’ban, S.Sos.I selaku Kepala Bagian Hubungan Industri SMK Plus YSB Suryalaya.
Baca juga: Berkunjung ke RSI Sultan Agung Semarang, Buya Yahya Beri Pesan Menyentuh untuk Pegawai Rumah Sakit
Bubun memberikan apresiasi lebih kepada RSI Sultan Agung Semarang karena telah menerapkan prinsip syariah di dalam layanan kesehatannya.
“Kalau di Tasikmalaya jarang rumah sakit yang menerapkan syariah, biasanya konvensional,” ungkap Bubun.
Selain itu, Bubun juga mengatakan kunjungan di RSI Sultan Agung Semarang menjadi pilihan yang tepat karena SMK Plus YSB Suryalaya merupakan sekolah yang memiliki konsep seperti pesantren.
Acara kunjungan industri dilanjutkan dengan menyaksikan talkshow yang membahas seputar bidang keperawatan dan kefarmasian.
Talkshow yang dipandu oleh Unggul Budi Kuncoro, A.Md.I.K tersebut menghadirkan dua narasumber, yaitu Ns. Sri Hartini, S.Kep dan Apt. Agnes Febriyanti Pratiwi, S.Farm.
Ns. Sri Hartini, S.Kep menjelaskan bahwa untuk menjadi perawat di rumah sakit minimal harus memiliki jenjang pendidikan D3 Keperawatan.
“Tetapi memang wacananya tahun 2025 harapannya sudah profesi atau ners,” terang Sri Hartini.
Selain itu, di keperawatan terdapat kompetensi spesialis seperti spesialis emergency, anak, hemodialisa, kamar bedah, ICU dan masih banyak lagi.
“Jadi nanti ada sertifikasi lagi untuk keahlian,” imbuhnya.
Alasan diberlakukannya aturan tersebut supaya pihak rumah sakit dapat menjaga mutu dan keselamatan pasien.
Kemudian Agnes Febriyanti menjelaskan seputar pengelolaan farmasi di rumah sakit. Terdapat berbagai macam pengelolaan farmasi, mulai dari seleksi, perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan sampai pendistribusian.
Berbeda dengan RS konvensional, pengelolaan farmasi RSI Sultan Agung Semarang mengutamakan kehalalan obat dengan dibuktikan sertifikat halal dari MUI saat perjanjian kerjasama dengan penyedia obat-obatan.
“Saat penyerahan obat pun kita mengedukasi pasien terkait doa minum obat,” kata Agnes. Acara diakhiri dengan sesi tanya jawab dan foto bersama. Kemudian secara terpisah para siswa diajak untuk mengunjungi unit-unit dan layanan unggulan yang ada di RSI Sultan Agung.