Peredaran NAPZA (Narkoba Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya) saat ini kian meresahkan. Berawal dari keingintahuan yang besar akan narkoba kemudian berlanjut coba – coba, seorang pelajar bisa terjerat bahaya NAPZA. Untuk menjerat korban, pengedar NAPZA akan mengiming-imingi dengan efek yang segar, bersemangat, nikmat, bahagia. Pertama kali menggunakan narkoba, efek itu akan terasa.
“Tapi jika dipakai dalam waktu lama tanpa aturan, narkoba sebabkan halusinasi,mengantuk sampai tidur, mempengaruhi koordinasi gerakan dan konsentrasi. Gejala itu biasanya berlanjut pada perilaku yang memalukan atau membahayakan” kata dr Cahyoadji Wicaksono dalam edukasi penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di MTS Nurul Huda Mangkang, Semarang belum lama ini.
NAPZA yang sering beredar di kalangan pelajar, menurut Dokter RSI Sultan Agung ini, berbentuk cair, padat, kristal bahkan ada yang dihirup seperti lem. “Amphetamine, Metamphetamine (Shabu), XTC–Ecstasy adalah jenis NAPZA yang menjadi favorit pelajar” ujarnya.
Kunci tidak alami ketergantungan NAPZA, kata Cahyo adalah yakinkan diri tidak membutuhkan obat-obatan tersebut pada diri kita. “Jika kita punya teman atau lingkungan yang sudah terpengaruh NAPZA, lebih baik putuskanla. Karena hal itu tidak ada gunanya bahkan berbahaya” katanya.