Selama ini, kita menganggap yang dinamakan polusi atau pencemaran hanya selalu yang berkaitan dengan paparan zat-zat beracun di udara sehingga dapat membahayakan kehidupan makhluk hidup. Akan tetapi, dalam faktanya, ternyata pencemaran dapat juga dikaitkan dengan indera pendengaran kita.
Ya, kondisi lingkungan dimana suara yang masuk ke sistem pendengaran manusia terlalu banyak sehingga mengganggu kenyamanan bahkan dapat akibakan rusaknya telinga sebagai organ pendengaran.
“Terpapar suara keras dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan gangguan pendengaran yang menetap (tuli) dan tidak dapat dipulihkan” ujar Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorokan (THT) dari RSI Sultan Agung, Hj Andriana ketika berbicara dalam forum pengajian “Melati” di Aula Walisongo, beberapa waktu lalu.
Lantas “suara keras” seperti apa yang bisa sebabkan ketulian ? “Para pekerja di lingkungan proyek yang terpapar suara mesin berat, gergaji listrik dan buldoser selama 8 jam setiap harinya rentan alami gangguan pendengaran” kata Andriana. Ia juga menyebut, seorang yang bekerja di di bandara juga sama berisikonya.
Maka dari itu, Ia menganjurkan, bagi siapa saja yang bekerja dalam lingkungan bising, untuk menjaga kesehatan pendengaran dengan memakai pelindung pendengaran seperti earmuffs atau ear plugs (penutup telinga).