Massifnya iklan obat-obatan herbal yang dipercaya membunuh sel kanker di beberapa media massa memang membuat masyarakat yang percaya iklan tersebut. Apakah memang demikian ? Ternyata tidak. Iklan obat itu telah mengecoh para penderita kanker dengan klaim “membunuh sel kanker”. Alih-alih menyembuhkan, konsumsi obat herbal tanpa disertai petunjuk dokter malahan amalahan mengecoh bisa menyebakan kanker semakin menyebar. Oleh sebab itu, obat herbal tidak direkomendasikan bagi penderita kanker.
Setidaknya itulah pesan seorang penderita kanker yang juga seorang kader posyandu Bangetayu Ida Hamida dalam peringatan World Cancer Day di RSI Sultan Agung, Selasa (27/10).
“Sebaiknya hindari obat herbal karena tidak memiliki efek apapun terhadap kanker. Sebab, ketika kita terlalu percaya terhadap sementara melupakan pengobatan konvensional di dokter, kanker justru akan menyebar lebih cepat.” ungkapnya di depan puluhan penderita kanker.
Ida menuturkan, pada awalnya Dia mencurigai benjolan yang ada di lehernya. Karena itulah segera Dia memeriksakan ke dokternya. Setelah menjalani serangkaian pemeriksaan dan tes, dokter akhirnya memvonis Ida mengidap kanker tyroid. Tapi waktu itu, Dia tidak langsung memeriksakan ke dokter melainkan ke beberapa pengobatan alternatif dan herbal. Hasilnya ? Tidak akan menghentikan kanker malahan kanker menyebar secara massif.
Pendapat bahwa obat herbal tidak direkomendasikan bagi penderita kanker juga dikuatkan oleh dr Nurita Fitriana dari RSI Sultan Agung. Dr Nurita memaparkan, obat herbal yang belum melalui uji klinis tidak direkomendasikan dikonsumsi.
“Obat-obatan herbal yang belum uji klinis berarti belum terbukti khasiatnya sebagai penghambat sel kanker. Jika pun harus dikonsumsi, sebaiknya juga harus mematuhi anjuran dokter. “ungkapnya.
Bulan Oktober ini diperingati sebagai World Cancer Day. Dimana peringatan dijadkan momentum kepada masyarakat luas untuk menjauhi kanker. Ini juga sebagai bentuk kepedulian kepada para pengidap kanker.