Kasus terpaparnya pasien dengan infeksi masih cukup tinggi.Mengutip sebuah data, kasus infeksi RS (nosokomial) pada pasien di seluruh dunia mencapai 1,4 juta pasien rawat
inap. Maka dari itu, RS perlu mengembangkan suatu formula untuk mengurangi infeksi pada pasien.
Caranya ? “Petugas PPI (Pengendali dan Pencegahan Infeksi, red) RS perlu mengoptimalkan pendekatan humanis untuk eliminasi infeksi. Misalkan menggiatkan budaya cuci tangan bagi perawat, dokter dan pasien. Perawat juga dihimbau untuk tepat memakai Alat Pelindung Diri (APD) ketika sedang memberikan pelayanan bagi pasien berisiko infeksi. Ini untuk menghindarkan pasien lain dari infeksi” jelas dr. Hj Ken Wirastuti, Sp.S, M.Kes, KIC dari RSI Sultan Agung dalam sebuah sesi workshop Surveillance And Infection Controle Risk Assesment (ICRA) di
hotel Dafam belum lama ini.
Senada dengan dr Ken Wirastuti, pemateri lain, Wardanela Yunus, SKM, MM dari Himpunan Perawat Pencegah dan Pengendali Infeksi Indonesia (HIPPII), mengungkapkan komitmennya untuk menurunkan atau meminimalkan insiden rata infeksi yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan pada pasien, petugas dan pengunjung
serta masyarakat sekitar RS.
“Komitmen tersebut harus dibarengi dengan upaya konkret dari setiap unit PPI RS. Seperti pencegahan isolasi, pendidikan dan pelatihan bagi petugas PPI RS dan kewaspadaan isolasi bagi pasien infeksius” pungkasnya.