Ada yang menarik ketika Siswa SMK Kesehatan Nusantara Surabaya berkunjung ke RSI Sultan Agung beberapa waktu lalu. Puluhan pelajar yang usianya masih belasan itu diedukasi mengenai bahaya stroke. Ya, penyakit stroke memang identik dengan kalangan lansia. Tapi belakangan ini tingkat serangan stroke meningkat.
Seperti yang dikutip dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menyebutkan, prevalensi stroke semakin meningkat. “Saat ini dari 1000 orang, 12,1 orang terkena stroke. Diperkirakan angka ini akan meningkatkan sejalan dengan peningkatan resikonya. Dari segi usia, juga diperkirakan akan ada penurunan usia. Dari lansia ke usia muda. Bahkan sekarang stroke dideteksi sudah ada yang masih berusia 30 tahun” ujar perawat Hesti Indah Setiarni.
Maka dari itu, kepada para pelajar yang mengikuti hospital touring , Hesti mengajak untuk menjauhi beberapa faktor resiko stroke. Gaya hidup yang mesti dihindari adalah merokok, makan fast food, stress, minum beralkohol dan malas berolahraga.
“Semua kebiasaan buruk itu acapkali kita temui pada beberapa pelajar. Merokok di luar jam pelajaran, stress menghadapi ujian dan tidak terkontrol ketika makan” tegas Hesti.
Periode pelajar, menurut Hesti bisa dikatakan sangat rawan. Sehingga edukasi tersebut sangat wajar untuk menjauhi faktor resiko stroke. Dikhawatirkan, jika kebiasaan tersebut akan dilanjutkan sampai usia tua, akan menjadi “bom waktu” serangan stroke.
Sementara itu, dalam kunjungan ke RSI Sultan Agung, pelajar SMK Kesehatan Nusantara Surabaya menyempatkan diri mengunjungi Sultan Agung LASIK Center, Sultan Agung Cardiac Center, Sultan Agung Eye Center.