Ada ungkapan yang negatif mengenai kehidupan para santri di pondok pesantren. Banyak yang mengatakan, seseorang belum dikatakan santri bila tidak terkena penyakit gudiken (korengan, red). Tentu saja ungkapan ini tidak bisa dibenarkan. tapi di kalangan masyarakat khususnya santri , mitos seperti ini seakan-akan tidak dapat dihapus.
Inilah yang memicu tim kesehatan RSI Sultan Agung untuk turun gunung ke beberapa pesantren di Demak untuk mengampanyekan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS). Beberapa pesantren itu a.l :Miftakhul Ulum, jogoloyo ; Fathul Huda dan Bustanul Aidail Qur’an, kliteh. Ketiga ponpes tersebut berada di Demak.
Emy Yuni Astuti, S.KM dari RSI Sultan Agung mengajak para santri dari ketiga ponpes itu untuk senatiasa menjaga kebersihan diri yang bisa dimulai dari diri sendiri. Misalnya membiasakan cuci tangan, rajin memotong kuku dan perilaku hidup sehat lainnya. Baru setelah bersih diri, Emi berharap santri mampu menjaga kebersihan lingkungan pesantren dengan menanggalkan kebiasaan buruk seperti terlalu lama menggantungkan baju. “Menggantung baju membuat tungau atau kuman penyebab penyakit kulit betah berdiam diri dalam lingkungan yang lembab” ujarnya sewaktu di ponpes Fathul Huda.
Perilaku lain yang menurut Emy perlu dilakukan di ponpes adalah rajin membersihkan kamar mandi tiga atau dua hari sekali. Kebersihan bak mandi juga menjadi perhatian Emy.” Taburkan bubuk abate untuk menekan pertumbuhan nyamuk. Membersihkan kamar mandi supaya tetap bersih, wangi dan layak untuk dipakai.” lanjutnya. Terakhir, Emy meminta saluran air di lingkungan ponpes untuk rajin dibersihkan. Jangan sampai ada genangan air yang menjadi sarang nyamuk.
Emy yakin, dengan PHBS, mitos kalau jadi santri harus gudiken bisa dihapus. Karena sejatinya Islam cinta kebersihan dan santri pun dituntut untuk selalu menjaganya.