Salah satu dampak yang timbul dari era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah terbukanya persaingan bebas para pelaku bisnis. Pun demikian juga yang terjadi pada rumah sakit (rs) dimana “kompetisi” antar institusi menjadi lebih “hangat”. Berbagai kiat pun dilakukan oleh beberapa manajemen untuk “memenangkan” kompetisi tersebut. Seperti yang dilakukan oleh manajemen RSI Sultan Agung yang mengadakan training mental health awareness leadership.
Dalam training tersebut menghadirkan salah satu motivator terkenal Indonesia, Nanang Qosim Yusuf atau yang kerap disapa Naqoy. Naqoy dikenal sebagai konsultan transformasi di beberapa BUMN, perusahaan swasta dan menjadi pembicara tetap acara motivasi di beberapa stasiun televisi atau radio.
Naqoy menawarkan metode One Minute Awareness (OMA) sebagai sebuah upaya seseorang yang menginginkan hidupnya dari “good” menjadi “great“. “Dalam hidup kita memiliki jutaan menit yang sudah kita lewati, namun, kita hanya butuh satu menit yang merupakan “daya ungkit” untuk melompatkan kita ke tempat yang mulia” seru Naqoy.
Ia mencontohkan, OMA yang terjadi pada dirinya sendiri. “Saya dilahirkan dari keluarga sederhana. Bapak saya hanya seorang tukang becak. Sewaktu berkuliah, saya numpang di masjid yang bertugas membersihkan serta menjaga sandal. Puasa senin dan kamis pun kerapa saya lakoni untuk menghemat uang saku. Pendek kata saya sudah terbiasa hidup prihatin” ujarnya.
Momen seperti itulah yang harus ditemukan oleh semua karyawan RSI Sultan Agung. Karena , seperti kata Naqoy, hitungan menit yang kita temukan akan merubah jutaan menit setelahnya.
“Lihatlah beberapa negara adikuasa yang saat menjadi adikuasa. Mereka mampu bangkit setelah menemukan OMA. Jepang bisa bangkit setelah mengingat momen dibom atomnya Nagasaki dan Hiroshima” ujarnya.
Selain mengajak menemukan OMA, Naqoy juga meminta peserta training untuk selalu berkata positif untuk dirinya sendiri (afirmasi) seperti :”saya manusia percaya diri” ; “saya sukses” ; “saya percaya diri” ; “saya manusia tegar” dsb.