
Sesi ronde keperawatan dari mahasiswa UIN Alauddin Makassar jurusan Ilmu Keperawatan
Ketika pasien dirawat di rumah sakit, kesembuhan adalah harapan utama. Salah satu faktor kesembuhan itu ditentukan dari asuhan keperawatan yang dijalankan oleh per
awat. Pada bagian asuhan keperawatan ada metode pelaporan pelaporan kondisi yang memerlukan perhatian atau tindakan segera. Metode tersebut dinamakan SBAR.
“SBAR merupakan akronim dari Situation, Background, Assesment dan Recommendation. Gampangnya pelaporan kondisi pasien yang bertujuanuntuk meningkatkan kesinambungan perawatan dan pengobatan serta memelihara keselamatan pasien” ujar kepala ruang Baitul Izzah II RSI Sultan Agung , Novianti, S.Kep saat menerima rombongan dari mahasiswa keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Alauddin Makassar, beberapa waktu lalu dalam sesi ronde keperawatan.
Sebagaimana diketahui ronde keperawatan merupakan forum diskusi layanan kesehatan yang dilakukan oleh perawat sebuah ruanganterhadap pasien dalam kondisi tertentu. Biasanya dalam ronde keselamatan dipimpin oleh salah seorang perawat senior.
Novianti yang juga perawat senior RSI Sultan Agung melanjutkan, prosedur SBAR dimulai dari pengkajiankondisi pasien, mengumpulkan data yang diperlukan dan harus memastikan diagnosa medis pasien. “Tindak lanjutnya, perawat harus mengumpulkan data yang berhubungan dengan kondisi pasien yang akan dilaporkan oleh dokter yang akan melakukan tindakan” ujarnya.
Kunci sukses metode SBAR ini, menurut Novianti adalah rajin memahami catatan perkembangan terkini dan hasil pengkajian perawat shift sebelumnya.Sementara itu, data pendukung yang harus siap selalu adalah medical recordpasien,riwayat alergi obat – obatan atau cairan infus yang digunakan.
Dibandingkan dengan beberapa model pelaporan pasien yang lain, metode SBAR diyakini yang paling tepat untuk membantu dokter dalam merekomendasikan tindakan. “Karena dasar SBAR adalah dari hasil pengkajian kondisi pasien yang terkini” pungkasnya.