Semarang, rsisultanagung.co.id – Bertempat di ruang Auditorium, RSISA Semarang berkesempatan menerima kunjungan industri dari SMK Pelita Cendekia Bangsa Tasikmalaya.
Para siswa dari jurusan Farmasi Klinis dan Komunitas (FKK) serta Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) yang berjumlah 110 anak dengan 19 guru pendamping terlihat antusias mengikuti acara ini.
Mewakili Direktur Pendidikan RSI Sultan Agung Semarang, M Chanif Miftahuddin, S.Sos.I selaku Kepala Bagian Humas dan Media memberikan sambutan hangat kepada seluruh siswa.
Saat memberikan sambutan, M Chanif menjelaskan apa saja prinsip syariah yang diterapkan dalam pelayanan kesehatan di RSISA Semarang.
“Sedikit kami jelaskan, contoh kecilnya adalah rumah sakit disini yang memasang kateter adalah sesuai gender,” terang M Chanif pada hari Kamis (12/1/2023)
Lebih lanjut M Chanif menjelaskan jika terdapat pasien dalam kondisi sakaratul maut, terdapat prosedur pendampingan Talqin.
Tak hanya itu saja, pasien yang menjalani rawat inap akan selalu diingatkan mengenai waktu shalat oleh perawat. Perawat juga akan membimbing pasien apabila pasien tersebut tidak mampu melaksanakan shalat.
Baca juga: RSISA Semarang Ajak Warga Pondok Boro untuk Waspada Penyakit Kencing Tikus
Sambutan berikutnya disampaikan oleh Hj. Nenden Diana SE, M.Pd selaku kepala sekolah SMK Pelita Cendekia Bangsa.
Nenden mengaku kagum dengan RSISA Semarang yang mana penerapan prinsip syariah di pelayanan kesehatannya terkenal hingga Kota Tasikmalaya.
“Luar biasa sekali, yang nilai kemegahannya terdengar oleh kami yang jauh disana,” ungkan Nenden.
Pihaknya juga mengungkapkan tujuan diadakannya kunjungan industri ini ialah untuk memperlihakan dunia kerja kepada para peserta didiknya.
Para siswa kemudian mendapatkan materi pertama dari Apt. Anif Farizi, S.Farm mengenai pengelolaan perbekalan farmasi dan layanan kefarmasian RSISA Semarang.
Dalam paparannya, Anif menjelaskan bahwa pihak instalasi farmasi juga melakukan seleksi kehalalan obat.
“Karena kita rumah sakit yang memiliki sertifikat syariah, jadi harus obat-obat yang tersertifikat halal,” terang Anif.
Pada obat yang tidak memiliki sertifikat halal dan terdapat kemungkinan memiliki zat haram atau kerap disebut Syubhat dilakukan pemisahan.
Namun jika tidak ada obat lain selain obat yang tidak memiliki sertifikat halal tersebut, maka pihak farmasi akan memberikan edukasi kepada pasien.
“Pasien dipahamkan dulu obat ini kandungannya apa, dan setuju apa tidak. Jika setuju, kita peruntukan untuk obat ini,” paparnya.
Para siswa kemudian mendapatkan materi selanjutnya dari dr. Adli Ilham selaku kepala instalasi IT mengenai instalasi IT di RSISA Semarang. Salah satu penjelasan dr. Adli adalah mengenai pengembangan program.
“Ini meliputi dengan kebutuhan rumah sakit apabila ingin mengkonversikan sistem dari manual atau konvensional ke modern atau komputer,” kata dr. Adli.
Terdapat beberapa sistem informasi yang digunakan seperti medical record rawat jalan, billing, pencatatan keuangan. di RSISA Semarang juga tengah menjalankan transisi untuk sistem informasi yang baru.
“Jadi kami bekerjasama dengan pihak luar untuk membuat sebuah sistem yang lebih terintegrasi dan sifatnya menyeluruh,” imbuhnya. Usai mendapatkan kedua materi tersebut, acara dilanjutkan dengan sesi foto bersama dan kunjungan ke fasilitas-fasilitas unggulan yang ada di RSI Sultan Agung Semarang.