Tak bisa dipungkiri lagi, saat ini, dalam lingkungan kerja, seringkali kita dihadapkan pada kondisi yang bertent
angan dengan nilai-nilai agama. Misalnya korupsi, manipulasi dsb. Tentu saja, sebagai seorang yang beragama,kita harus menghindari perilaku tersebut. Maka dari itu, saat ini diperlukan manajemen Sumber Daya Insani (SDI) berbasis shariah sebagai sebuah solusi.
Meski demikian, problemnya, banyak yang “menjual” prinsip Syariah sekedar sebagai labelling atau bersifat simbolis. Melainkan harus terintegrasi dalam sistem pengelolaan Sumber Daya Insani (SDI).
“Saat ini kita krisis seseorang yang berkarakter siddiq atau melakukan hal yang benar sesuai syariat terkait jabatan” jelas pakar manajemen SDI, Drs Syafaruddin Alwi, MS dalam sebuah workshop Islamic Value Based Human Resource di Hall Direksi RSI Sultan Agung belum lama ini.
Selain siddiq, Syafaruddin menyebutkan kepemimpinan Islam harus berkarakter Amanah (menjalankan kewajiban dan tanggung jawab) ; Tabligh (edukasi dan penerapannya ke dalam tindakan nyata) serta fathonah yang berarti inovasi dan creative dalam hal memecahkan masalah.
Selain nilai-nilai syariah diatas, laki-laki kelahiran Baturaja, Palembang 65 tahun yang lalu melanjutkan, kepemimpinan Islami juga harus maampu mendorong inovasi atau perubahan, menghargai perbedaan serta menghargai keahlian setiap bawahannya.
Pendek kata, Ia harus mampu sebagai role model di lingkungan kerjanya lanjut mantan Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (UII) tahun 1982 – 1986.