Semarang, rsisultanagung.co.id – Pengaruh mata minus pada ibu hamil memiliki berbagai macam informasi yang belum tentu akan kebenarannya. Salah satunya mengenai tidak bisa melahirkan secara normal.
Mata minus atau rabun jauh merupakan kondisi dimana seseorang mengalami kesulitan saat melihat objek dari jarak jauh. Sebenarnya tidak semua mata minus pada ibu hamil berbahaya saat proses melahirkan.
dr. Harka Prasetya, Sp.M (K) selaku dokter spesialis mata di RSI Sultan Agung Semarang mengatakan, permasalahannya bukan pada tinggi ataupun rendahnya mata minus pada ibu hamil, namun pada kondisi retina ibu tersebut.
“Kelainan degenerasi retina perifer dimana kalau sudah muncul ini harus waspada ketika ingin melahirkan normal, karena bisa muncul komplikasi berikutnya,” kata dr. Harka dalam program acara ASI (Aku Sayang Ibu) Hospital TV Sultan Agung pada 16 Juni 2022.
Baca juga: RSISA Semarang Sukses Laksanakan Visitasi Resertifikasi RS Syariah oleh DSN-MUI
Lebih lanjut, dr. Harka menjelaskan meskipun minus sang ibu lebih dari 6 namun saat diperiksa retinannya masih bagus dan tidak ada degenerasi retina perifer maka akan diperbolehkan bersalin secara normal.
Itulah sebabnya apabila ada dokter spesialis kandungan yang memiliki pasien dengan mata minus tinggi akan dikonsultasikan kepada dokter spesialis mata terlebih dahulu saat mendekati masa persalinan.
“Biasanya pada minggu terakhir mulai kehamilan 38 minggu sampai sebelum persalinan, kita periksa retinanya,” ujar dr. Harka.
Selanjutnya dr. Harka menyarankan pada ibu hamil yang memiliki berbagai macam keluhan seperti saat melihat ada benang, titik-titik, sarang laba-laba atau kilatan cahaya agara segera dikonsultasikan dengan dokter spesialis mata.
“Jadi sekali lagi bukan pada seberapa besar ukuran minusnya saja yang jadi pertimbangan tetapi adalah ada tidaknya kelainan pada retina yang berpotensi untuk menjadi masalah,” katanya.
Saat ditanya mengenai mitos atau fakta bahwa setelah masa persalinan sang ibu beresiko mengalami mata minus atau bisa jadi minusnya bertambah. dr. Harka kemudian menjelaskan mengejan dengan cara yang salah dapat mempengaruhi keadaan retina.
Baca juga: Lansia Boleh Minum Obat Seumur Hidup, Apakah Aman?
Teknik mengejan yang salah adalah ketika gas yang ditekan mengarah ke atas bukan ke bawah. Sehingga gas yang mengarah ke atas bisa meningkatkan resiko pada mata.
“Jadi orangnya sering terjadi ukuran minusnya bertambah pasca bersalin itu akibat mengejan yang tidak benar,” terangnya.
dr. Harka kemudian berpesan kepada dokter kandungan ataupun bidan bila menjumpai ibu hamil dengan kondisi mata minus yang tinggi supaya segera dikonsultasikan dengan dokter spesialis mata jauh-jauh hari sebelum masa persalinan.
Selanjutnya dr. Harka memberikan tips dalam menjaga kesehatan mata dimasa kehamilan. Selain menjaga dari luar, menjaga kesehatan mata juga bisa dari dalam. Salah satu cara cara menjaga dari dalam adalah berkaitan dengan nutrisi.
“Ya atau mungkin mikronutrian lain yang kita konsumsi ini kan penting karena berkaitan dengan mata, “
Sedangkan cara menjaga kesehatan mata dari luar adalah dengan membatasi aktivitas paparan ultraviolet dan juga aktivitas yang beresiko terjadinya trauma.
Apabila ada pertanyaan lebih lanjut seputar penanganan mata minus dapat melakukan pemeriksaan di Klinik Mata RSI Sultan Agung Semarang. Informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline service di 0821 1155 2424. Selengkapnya dapat disaksikan melalui tayangan berikut:
[…] Baca juga: Ketahui Fakta Pengaruh Mata Minus pada Ibu Hamil […]
Artikel yang menarik! Tidak pernah terpikir bahwa mata minus bisa mempengaruhi kehamilan. Penting untuk ibu hamil mendapatkan informasi seperti ini.
[…] Baca juga: Ketahui Fakta Pengaruh Mata Minus pada Ibu Hamil […]
[…] Baca juga: Ketahui Fakta Pengaruh Mata Minus pada Ibu Hamil […]
[…] Baca juga : Ketahui Fakta Pengaruh Mata Minus pada Ibu Hamil […]
Maaf dokter mp tanya apa bisa diobati kalau kita dinyatakan buta warna parsial