Sumbatan pada jalan napas merupakan gangguan yang berpotensi menimbulkan kematian bila tidak mendapatkan penatalaksanaan
yang baik. Sumbatan ini bisa disebabkan karena faktor intrinsik (lidah) ataupun ekstrinsik (benda asing). Kasus ini bisa terjadi pada
siapa saja termasuk bayi dan anak meski dalam pengawasan ketika bermain atau makan
Umumnya, bayi atau anak tersedak karena benda asing seperti kancing, mainan atau makanan padat.
“Anak yang tersedak atau yang alami gangguan jalan napas biasanya bereaksi dengan menangis sambil diikuti batuk refleks untuk keluarkan
benda asing tersebut” kata dr Agus Harsoyo, Sp.JP (K) dari PERKI saat pelatihan Advanced Cardiac Life Support (ACLS) di hotel Aston Semarang belum lama ini.
Pelatihan ini merupakan kerjasama antara RSI Sultan Agung dan PERKI (Perhimpunan Kardiologi Indonesia) dan diikuti dokter dan perawat se-Jawa Tengah.
Untuk menolong bayi atau anak yang tersedak, lanjut dr Agus perlu penanganan khusus sehingga tidak menimbulkan cedera.
“Tindakan yang tepat untuk pertolongan pada bayi atau anak tersedak bisa menggunakan metode back blows” lanjutnya.
Kepada peserta pelatihan ACLS, dr Agus mengatakan, back blows bisa dilakukan memposisikan penderita (bayi atau anak) dan kepala mengarah kebawah supaya secara gravitasi membantu pengeluaran bayi.
Posisi si penolong harus berlutut atau duduk dengan menopang bayi di pangkuannya supaya lebih aman.
“Jika penderita basih bayi, topang kepala dengan ibu jari di satu sisi rahang dan rahang lain menggunakan satu atau dua jari tangan.
Jangan sampai menekan jaringan lunak bawah rahang” katanya.
Berikutnya, lakukan 5 hentakan back blows secara kuat dengan menggunakan telapak tangan di tengah punggung. “Tujuan tindakan tersebut untuk mengupayakan sumbatan benda asing terlepas setelah satu hentakan” lanjutnya.