Kulit yang membungkus tubuh kita adalah bagian yang terluas. Kira-kira 1.5 s.d 2 meter persegi. Yang teringat akan kulit, sebagian besar akan menjawab, tentang kosmetika. Sehingga banyak yang berlomba-lomba menjadikan kulitnya tampil menawan di hadapan orang lain. Meski cara yang ditempuh bisa saja berdampak negatif bagi kesehatan kulit.
Kulit, dengan segala ciri khasnya memiliki fungsi sebagai “penghalang” faktor eksternal yang merugikan tubuh. Seperti tekanan, suhu dsb. Apabila kulit rusak karena beberapa jamur, fungsi tersebut tidak bisa berjalan dengan semestinya.
“Kulit bisa rusak karena infeksi jamur, virus, parasit dan bakteri. Khusus yang mengenai jamur, dinamakan dermatomikosis” kata dr Farida dari RSI Sultan Agung dalam edukasi kesehatan di PT Morinaga Kino, belum lama ini.
Infeksi jamur yang menyerang jaringan kulit, rambut, dan kuku dinamakan Microsporum, Tricophyton dan Epidermophyton. Tumbuhnya jamur di bagian tubuh ini, lanjut dr Farida dipicu kelembapan tingggi, pakaian berlapis atau tidak menyerap keringat, lingkungan yang tidak bersih dan gizi kurang. “Pekerjaan dengan yang sering kontak, tanah dab aur bisa memunculkan jamur” katanya.
Agar lebih mengenalinya, bagian tubuh yang diserang infeksi jamur ini memiliki ciri khas : bentuk melingkar, ada batas tegas, pinggir aktif dan keratinoflik (sentral healing). “Beberapa contoh kebiasaan pemicu antara lain terlalu memakai sepatu, panas dan lembap, penggunaan alat mandi bersama.
Jangan biarkan pakain basah karena berkeingan, bertukar handuk dengan orang lain, gunakan kaos kaki yang menyerap keringat dan ganti setiap hari.