Intervensi dalam kegawatdaruratan jantung sudah mengalami perkembangan dengan pesat. Baik itu dalam hal metode dan tekhnologinya. Semakin pesatnya peralatan penanganan jantung, diperlukan untuk mencegah dan kurangi kematian. Mengingat saat ini, di dunia penyakit jantung koroner (pjk) masih menjadi penyebab kematian nomor wahid.
Jika diurai lebih mendalam, masih bertenggernya pjk menjadi penyebab kematian dikarenakan minimnya publikasi serta informasi fasilitas pelayanan jantung. Ini yang menjadi tantangan yang dihadapi para dokter agar bisa memahamkan pasien bahwa di Jawa Tengah sudah terapat fasilitas yang mumpuni.
Dr Adhitia Budy Prakoso, Sp.JP (K) FIHA dari Sultan Agung Cardiac Center memaparkan pjk kepada Dokter di kota Kendal belum lama ini.
Penyebab pjk adalah timbunan lemak yang disebut “plak” terdapat di pembuluh darah koroner dan membuat pembuluh menjadi sempit sehingga mengurangi suplai darah ke miokardial.
“Penanda pjk adalah pingsan, sesak nafas, nyeri dada, denyut jantung cepat, hingga kematian mendadak. Penyebabnya : kerusakan pada pembuluh darah jantung atau arteri koroner. Kerusakan tersebut dapat disebabkan oleh penumpukan ateroma di dinding arteri. Ateroma terdiri dari kolesterol dan zat sisa hasil metabolisme tubuh.” katanya.
Penyakit jantung koroner dapat dicegah dengan menjalani pola hidup sehat makan makanan bergizi, berhenti merokok dan membatasi konsumsi alkohol. Mengelola stres dengan baik misalnya dengan melakukan relaksasi otot atau latihan pernapasan dalam.
Jangan lupa pemeriksaan gula darah dan kolesterol tiap dua tahun. Pemeriksaan lebih rutin akan disarankan, pada pasien dengan riwayat hipertensi dan penyakit jantung.
Info yang sangat bermanfaat perihal intervensi terkini perihal pencegahan penyakit jantung. Aritmia atau gangguan irama jantung memiliki gejala detak jantung tak normal, antara terlalu cepat atau lambat, merupakan salah satu gangguan yang memerlukan penanganan tepat juga.