SEMARANG, rsisultanagung.co.id – Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung Semarang memberikan Kartu Afiat kepada sejumlah kiai dan alim ulama di Jawa Tengah.
Kartu tersebut dapat digunakan sewaktu-waktu apabila para ulama mengalami gangguan kesehatan dan membutuhkan perawatan di RSI Sultan Agung.
“Kami berikan discount khusus kepada para kiai dan ulama,” kata Direktur Pendidikan Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung Semarang dr Mohamad Arif SpPD, kemarin.
Dia mengatakan hal itu dalam upacara pembukaan Bakti Sosial Khitanan Massal di aula SMP Al-Hikmah2, Benda, Sirampog, Kabupaten Brebes.
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikmah2, KH Sholahuddin Masruri menjelaskan, kegiatan bakti sosial khitanan massal tersebut merupakan rangkaian Haul Ke-11 Almaghfurlah KH Masruri Mughni.
Khitanan massal diikuti oleh 110 anak dari warga sekitar pondok. Ditangani oleh dokter dan perawat berpengalaman dari RSI Sultan Agung Semarang. Selain khitanan massal, kegiatan memeriahkan haul yaitu workshop menulis di media dan sosialisasi hulumigas, khatmil Quran dan upacara resepsi serta temu alumni.
Pada kesempatan itu Direktur Pendidikan RSI Sultan Agung Semarang dr Mohamad Arif SpPD didampingi Direktur Umum dan Keuangan Hj Munadharoh SE MM dan Kabag Humas dan Kemitraan Sri Wahyuni menyerahkan secara simbolis Kartu Afiat kepada KH Sholahuddin Masruri.
Hadir pada kesempatan itu majelis pengasuh Pondok Pesantren AlHikmah2 yaitu KH Ahmad Izuddin, Hj Zakiyah Fitriyah, Hj Zulfan Ni’mah, KHM Nidhomuddin, KHM Itmamuddin, KHM Syarofuddin, Hj Zubdatunniswah, KH Nasyar Almuddin, KHM Imaduddin, Hj Ismatul Maula, Zidni Ilman dan Hj Yunsyil Afroh.
Direktur Umum dan Keuangan RSI Sultan Agung Semarang Hj Munadharoh SE MM dan Kabag Humas Kemitraan Sri Wahyuni menambahkan, program Kartu Afiat sudah dilaksanakan cukup lama. Namun jangkauannya masih sangat terbatas.
“Kami akan mengembangkan program ini, intinya kami ingin dan konsen agar para kiai, bu nyai, alim ulama bersama keluarga besarnya selalu terjamin kesehatannya. Ketika menghadapi gangguan kesehatan beliau-beliau tidak mengalami masalah,’’ kata Mbak Tituk, panggilan akrab Hj Munadharoh.
“Tetapi kalau bisa kartu Afiat jangan digunakan. Artinya tetap sehat walafiat,” kata Mbak Tituk sambal tertawa.
Sebelum dikhitan, anak-anak mengikuti pawai keliling kampung Benda menggunakan ‘’odong-odong’’ diarak oleh para santri dan tabuhan rebana.