Pendampingan Pasien PCOS oleh RSI Sultan Agung Semarang
Semarang, rsisultanagung.co.id – Bagi pasangan suami istri (pasutri), mengalami gangguan kesuburan atau infertilitas tentunya menjadi hal yang menakutkan. Karena dari gangguan kesuburan tersebut dapat mengakibatkan kesulitan untuk memiliki keturunan.
Sindrom polikistik ovarium atau polycystic ovarian syndrome (PCOS) merupakan salah satu sindrom gangguan kesuburan yang terjadi pada pada wanita di usia subur. Penderita PCOS biasanya mengalami gangguan menstruasi. Selain itu, penderita PCOS kebanyakan memiliki kelebihan berat badan atau yang biasa disebut obesitas.
Sebagai bentuk pengabdian ke masyarakat, RSI Sultan Agung Semarang menggelar acara pendampingan bagi pasien Polycistic Ovary Syndrome (PCOS) yang bertempat di Auditorium RSI Sultan Agung Semarang pada hari Sabtu (03/09/2022).
Dr. dr. Minidian Fasitasari, M.Sc., SP.GK (K) selaku Ketua Tim Pengabdian Masyarakat RSI Sultan Agung Semarang memberikan sambutan pertama kepada seluruh peserta pendampingan pasien PCOS..
“Insyaallah harapan kami semoga kegiatan ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi kami pribadi tapi bagi orang-orang sekitar,” ungkap Dr. dr. Minidian Fasitasari, M.Sc., SP.GK (K) dalam sambutannya.
Sambutan kedua disampaikan oleh dr. Said Sofwan, Sp.An, FIPP, FIPM selaku Direktur Utama RSI Sultan Agung Semarang, dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan ini bersifat holistik dalam menangani pasien PCOS. Selain itu, dr. Said Sofwan, Sp.An, FIPP, FIPM juga mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan komitmen RSI Sultan Agung dalam memberikan pelayanan seluas-luasnya kepada masyarakat.
dr. Rini Aryani Sp.OG (K) selaku Dokter Klinik Fertility RSI Sultan Agung memberikan materi pertama mengenai pemahaman dasar tentang polycystic ovarian syndrome (PCOS).
“Sebetulnya PCOS ini merupakan penyakit yang kompleks. Ditandain dengan gangguan hormonal bagi seorang wanita,” ungkap dr. Rini Aryani Sp.OG (K) kepada para peserta.
Lebih lanjut, dr. Rini Aryani Sp.OG (K) menyampaikan sering kali pasien PCOS datang dengan keluhan gangguan menstruasi. Mengingat juga banyaknya penderita PCOS yang mengalami obesitas, Dr. dr. Minidian Fasitasari, M.Sc., SP.GK (K) juga memberikan materi kepada pasien PCOS mengenai “Asupan Diet Bagi Pasien PCOS”.
Lebih lanjut, Dr. dr. Minidian Fasitasari, M.Sc., SP.GK (K) menjelaskan tentang keseimbangan energi supaya proses diet bagi pasien PCOS berjalan dengan efektif.
“Kalau kalori yang masuk lebih sedikit dibanding kalori yang keluar ini harapannya berat badannya akan menurun, sebaliknya kalau kalori yang masuk lebih banyak dibanding kalori yang keluar maka akan berat badannya naik karena tidak seimbang,” imbuhnya.
Adapun dr. Ika Rosdiana Sp.KFR selaku Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi juga memberikan materi berupa peresepan latihan fisik pada obesitas.
Latihan fisik yang dianjurkan oleh dr. Ika Rosdiana Sp.KFR adalah dengan melakukan olahraga aerobik. Karena dengan latihan aerobik akan dapat mengurangi lemak tubuh. aerobik juga dapat menjaga keseimbangan komposisi tubuh.
Ust. Samsudin, S.Ag., M.Ag menjadi pemateri terakhir yang menjelaskan tentang pendekatan aspek psikospiritual kepada pasien PCOS.
“Kasus PCOS ini berbeda, artinya ruang untuk berikhtiar terbuka lebar,” ungkapnya.
Ust. Samsudin, S.Ag., M.Ag juga menceritakan sebuah penelitian yang telah dilakulan oleh David B larson dkk yang menyatakan bahwa komitmen agama amat penting agar seseorang tidak jatuh sakit serta membuat seseorang mengatasi penderitaan saat sedang sakit.
Dengan adanya bimbingan rohani pada pasien PCOS tentunya akan memberikan benefit tersendiri bagi pasien maupun pihak Rumah Sakit.
Salah satu benefit yang diterima pasien adalah menjadi tahan uji dan meningkatkan semangat berjuang. Sedangkan benefit yang diterima oleh rumah sakit adalah konsep pengobatan holistik dan menyeluruh karena memberikan layanan medis serta spiritual.
Acara tersebut juga menyuguhkan testimoni salah satu pasien PCOS yang akhirnya dianugerahi calon anak pertama setelah setelah empat tahun menikah dan berjuang melawan penyakitnya. Di akhir acara terdapat sesi tanya jawab antara para pasien dengan narasumber. Para pasien dengan antusias mengajukan pertanyaan dan narasumber dengan semangat menjawab setiap pertanyaan dari pasien.