Salah satu ancaman nyata dari datangnya musim hujan adalah mewabahnya Demam Berdarah Dengue (DBD). Seperti diketahui penyebab DBD virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Sayangnya, sampai saat ini belum ada vaksin yang tersedia secara komersial untuk penyakit DBD. Sehingga yang perlu diperhatikan adalah pencegahan dengan menghapuskan atau mengurangi vektor nyamuk DBD.
“Pemberantasan sarang nyamuk DBD adalah kegiatan memberantas telur, jentik dan kepompong nyamuk DBD di tempat-tempat pembiakannya” ujar Siti Arofah, S.KM dari Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) RSI Sultan Agung. Namun, yang disesalkan, masih banyak yang keliru ketika memberantas nyamuk AA dengan cara pengasapan atau fogging.
“Kelemahan fogging adalah berbiaya tinggi dan tidak efektif untuk mengusir jentik nyamuk. Selain itu hanya akan meningkatkan kekebalan nyamuk Aedes Aegyepti” tegasnya.
Lantas ,seperti apa penanganan efektif untuk memberantas nyamuk Aedes Aegyepti ? “Pertama kita petakan dulu, dimana seringnya nyamuk Aedes Aegyepti sering bersarang. Nyamuk senang sekali bersarang di tempat penampungan air seperti drum, tangki, bak mandi/wc dan ember. Aedes Aegyepti juga sering bersarang di tempat penampungan air bukan untuk keperluan sehari-hari seperti tempat minum burung, vas bunga, ban, kaleng, botol, plastik,dll” ungkapnya.
Kedua, menurut Siti Arofah, lakukan 3 M (Menguras, Menutup dan Mengubur) barang yang bisa menjadi tempat penampungan air. Berikutnya adalah melengkapi 3 M menaburkan bubuk Larvasida di beberapa tempat penampungan air, memelihara ikan pemakan jentik di kolam bak penampung air, memasang kawat kasa, menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar dan menggunakan kelambu.
“Ini yang disebut 3 M Plus” pungkas Siti Arofah.