Seperti inikah anggapan kita tentang fitness ? Latihan untuk memperbesar otot sehingga terlihat atletis dan berotot ? Atau olahraga yang identik dengan satpam, debt collector dsb ? Jika kita masih beranggapan seperti ini, maka bisa jadi anggapan kita salah.
Nah, bagaimana kita memahami gaya hidup fitness ? Simak penuturan salah seorang praktisi fitness yang dulunya penrah menjadi atlet binaragawan Indonesia Yudan Roesgianto.
Yudan mengatakan, fitness merupakan sebuah gaya hidup karena tidak sekedar latihan angkat beban tapi juga meliputi pengaturan pola makan bahkan istirahat. “Salah kaprah” tentang fitness juga dimaklumi olehnya. Meski demikian, agar maksimal, juga harus perhatikan secara keseluruhan.
“Orang yang ingin berotot harus memperhatikan pola latihan dan gaya hidupnya. Ia mencontohkan, seseorang dengan type ectomorph (postur kurus, rangka kaki lebih panjang) harus menambah otot di tubuhnya, bukan lemak. Karena secara genetik, orang kurus akan cepat membakar energi dan susah menjadi gemuk meskipun banyak makan.” ujarnya.
Hal lain yang perlu “diluruskan” dari fitness menurut Yudan adalah olahraga yang “mahal”. Mengingat latihan fitness bisa dilakukan dengan berbagai peralatan di rumah.
Kombinasi
Selama fitness Ia menemukan hal yang menarik tentang asupan nutrisi pendukung fitness. Yakni kombinasi fitness dan herbal.
“Sunnah Rasulullah SAW adalah konsumsi jinten hitam. Dalam jinten hitam terkandung nutrisi makanan yang lengkap dan kandungannya lebih lengkap dari semua jenis makanan yang ada” tuturnya.
Sebaliknya, masakan yang mengandung MSG (Monosodium Glutamat) kurang bagus bagi para pe-fitness. “MSG mengandung minyak yang tidak bagus bagi orang yang berotot” pungkasnya.