
“Dok, saya minta disuntik mati saja” begitu katanya saat momen pasien disela-sela seminar penatalaksanaan nyeri bagi orang awam belum lama ini.
Waktu itu, Danial menemui Dokter Spesialis Syaraf RSI Sultan Agung, Hj Ken Wirastuti. Oleh dr Ken, Danial lantas dirujuk ke Sultan Agung Pain Center untuk diterapi rasa nyerinya. Di sana , Danial ditangani oleh dr Said Shofwan, Sp.An dan dr. Wignyo Santosa, Sp.An.
Kedua dokter tadi melakukan sebuah intervensi yang memungkinkan Danial tidak terlalu merasa kesakitan.
“Pasien yang merasa nyeri seperti pak Danial kita injeksi obat-obatan tertentu dengan bantuan radiofrequency di titik picu nyeri atau di persendian dengan panduan USG atau C-Arm” ujar dr Said Shofwan.
Dengan intervensi tindakan seperti ini, memungkinkan masyarakat awam terhindar dari efek buruk obat-obatan pereda nyeri yang biasanya dijual bebas di apotek atau warung.
“Penggunaan obat-obatan tertentu dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan kerusakan organ dalam tubuh misalnya ginjal , hati dsb. Makanya diperlukan sebuah intervensi tindakan agar pasien terhindar dari efek samping obat-obatan” ujar dr Said.
Sementara itu, dr Wignyo Santosa yang juga menjadi pembicara dalam seminar mengatakan penanganan nyeri dengan injeksi sangat pas bagi pasien dengan diagnosa nyeri : sendi, otot, punggung dan leher, saraf terjepit,wajah, anggota gerak yang menjalar ke beberapa anggota tubuh dan nyeri leher.
Di kalangan awam bahkan medis, intervensi penanganan nyeri akut dan kronik dengan injeksi ini memang tergolong sesuatu yang baru. Di Indonesia hanya beberapa rumah sakit yang memiliki pusat penanganan nyeri. Dan Sultan Agung Pain Center adalah salah satunya.