Ada macam penyakit hati. Tapi untuk kasus ini, hati yang sakit bukan karena seseorang alias sang mantan. Namun karena sebuah penyakit kronis. Yaitu Sirosis. Merupakan pengerasan, pengerutan dan pengecilan. Akibatnya, sel-sel dan jaringan hati yang rusak kemudian berubah menjadi jaringan perut. Lama kelamaan fungsi hati menurun.
Dalam tahap awal, sirosis hati tidak akan menimbulkan gejala apapun. Dalam beberapa kasus, seorang tidak menyadari jika sedang terjangkiti sirosis hati ringan.
Dokter merumuskan, penyebab Sirosis hepatitis antara lain : Penggunaan alcohol secara berlebihan dalam jangka waktu yang lama ; Hepatitis B,C dan D ; Kerusakan saluran empedu (primary billiary cirrhosis) dan penumpukan lemak dalam hati (Non Allkoholic Fatty Liver Disease).
Bila penderita hepatitis B dan C penularannya melalui media jarum suntik, transfusi darah dan hubungan seksual, maka orang tersebut rentan menderita Sirosis hepatis di kemudian hari. Ibu yang terinfeksi hepatitis B atau C juga berpotensi menularkan kepada bayi yang akan dilahirkan. Besar kemungkinan bayi tersebut dalam perjalanan hidupnya akan menderita Sirosis hepatis di kemudian hari beberapa tahun mendatang.
Sayangnya, sampai saat ini Sirosis hepatitis belum bisa tertangani secara maksimal. Penyebaran bisa lebih luas hingga akhirnya hati tidak bisa berfungsi. Kondisi ini disebut sebagai gagal hati. Pada fase ini, membutuhkan waktu bertahun-tahun.
Meski belum berjalan dengan baik, pengobatan sirosis hari dilakukan untuk mengobati infeksi hepatitis C. Jika terjadi gagal hati, maka transplantasi hati adalah satu-satunya pilihan pengobatan.