Problematika kesehatan akan semakin meningkat seiring pertambahan usia. Yang sering mengemuka adalah nyeri tulang belakang. Pertanda nyeri leher jika gerakan leher ke belakang dan memutar (rotasi).
Gerakan kadang terbatas ; Tidak ada gangguan seperti kesemutan, kelemahan otot-otot leher dan anggota gerak atas. Pada beberapa kasus, nyeri hanya dirasakan tidak melebihi bahu.
Pemaparan nyeri tersebut disampaikan oleh dr. Said Sofwan, Sp.An,FIPP untuk ibu-ibu jamaah majelis taklim Yayasan Walisongo Candi Semarang, beum lama ini.
Kenapa nyeri sering melanda para lansia ? “Ketika usia menua lebih banyak alami penyempitan rongga tempat jalannya saraf. Mudah alami iritasi atau cedera saraf.
Selain leher satu lagi problem nyeri yang melanda para lansia. Yaitu nyeri tulang belakang (Low Back Pain). Ada 15-25% kasus LBP.
Sering tak terdeteksi sebagai penyebab nyeri pinggang bawah. Mayoritas, kelompok yang berisiko LBP adalah atlet sepakbola, pelari, dayung dan ibu hamil.
Tapi, tak perlu berkecil hati. Penanganan pain kini lebih mudah, murah dan cepat. Bisa dilakukan pada semua usia.
Terapi bisa dilakukan dan disesuaikan dengan pertimbangan usia dan kondisi fisik terkini. Obat-obatan , Fisioterapi, latihan reguler, fisioterapi dan radio frequency.
Nah, di Sultan Agung Pain Center melakukan penanganan dengan tekhnologi terkini. Dengan injeksi intraartikular (penyuntikan obat anti radang ke dalam sendi). Tindakan itu diikuti dengan metode pain management with Percitaneous Radio Frequency Denervation. Yakni metode untuk kurangi nyeri pada pasien yang alami penekanan discuss ringan (discogenic pain).
Untuk saat ini, intervensi penanganan nyeri dengan memblokade rasa sakit di lokasi tertentu adalah metode yang efektif, efisien dan tidak menakutkan. Penanganan dengan metode ini tidak membutuhkan waktu lama dan hanya membutuhkan tindakan bedah minor dengan anestesi lokal.