Dari sekian banyak problem infertilitas di Indonesia yang mengemuka, tidak terus terangnya pasutri kepada dokter adalah paling banyak terjadi. Enggannya seorang pasangan itu berterus terang kepada dokter karena malu menutupi sesuatu yang dianggap aib. Tapi, di dunia medis, perasaan malu harus dibuang jauh-jauh agar pasutri yang didiagnosa infertilitas bisa memperoleh keturunan.
Pendapat ini disampaikan dokter Sultan Agung Fertility Center ,Prof DR dr H Taufiqurrohman, M.Kes, Sp.And ketika berbicara di depan mahasiswi Akademi Kebidanan (Akbid) Al Hikmah Jepara, belum di hall Direksi RSI Sultan Agung belum lama ini.
“Pemeriksaan itu sangat penting untuk mengetahui dimana faktor kesulitan untuk mendapatkan keturunan. Apakah dari pihak laki-laki atau perempuan.” ujar Prof Taufiqurrohman.
Pentingnya pemeriksaan bagi pasutri infertilitas, harus disosialisasikan mahasiswi AKBID Al Hikmah yang menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat.
“Semakin cepat pasutri memeriksakan kepada dokter mengenai problem infertilitas, juga akan semakin cepat tertangani dan tentu saja harapannya bisa memperoleh kembali keturunan.” lanjutnya.
Beberapa faktor pemicu infertilitas bisa datang dari pihak suami atau istri. Dari suami, yang paling sering terjadi menurut Prof Taufiqurrohman, adalah kelainan sperma, abnormalitas ejakulasi dan ereksi, infeksi pada alat reproduksi dan lingkungan. Sedangkan untuk faktor perempuan disebabkan gangguan ovulasi (karena hormon, stres dan penggunaan obat obatan).