Semarang, rsisultanagung.co.id – RSI Sultan Agung Semarang kembali sukses menyelenggarakan Wisuda Tahfiz angkatan ke 11 bersamaan dengan peringatan Nuzulul Qur’an bertempat di Masjid Hamidun Kosim RSI Sultan Agung Semarang. Tak kurang dari 63 wisudawan yang nyantri di Rumah Tahfizh Darussyifa RSI Sultan Agung Semarang mengikuti prosesi wisuda tahfizh qur’an pada Sabtu (23/4).
Ada hal yang membuat acara wisuda tahfizh ini lain dengan sebelumnya, yakni dengan di wisudanya salah seorang santri yang telah hafal qur’an 30 juz, yaitu Ahmad Mughni Labib (17) santri yang berasal dari Mranggen Demak. Sesi pemberian samir dan sayahadah tahfizh dari pengasuh Rumah Tahfizh Darussyifa, Ust. Muhammad Zaenudin berlangsung penuh haru dan menguras emosi para tamu undangan dan peserta yang hadir. Termasuk pada moment pertemuan Labib dengan kedua orang tua dan menyerahkan Al Qur’an yang secara simbolis bermakna pemberian kemuliaan kepada orang tua.
Direktur Utama RSI Sultan Agung Semarang, dr. H. Masyhudi AM, M.Kes yang turut menjadi salah satu wisudawan mengatakan bahwa proses penghafalan Qur’an membutuhkan banyak pengorbanan, diantaranya pengorbanan waktu, tenaga, dan pikiran di tengah aktifitas sehari-hari.
“Menghafal Al-Qur’an dalam waktu singkat secara manusiawi itu sangat sulit, namun berkat kekuasaan Allah yang akan membukakan pintu hati, pikiran dan kemudahan bagi mereka yang berniat menghafalkan Qur’an, insyaallah tidak akan ada yang sulit.” Tutur dokter Masyhudi dalam sambutannya.
Masyhudi juga mengatakan bahwa kegembiraan ketika halaman demi halaman Qur’an telah dihafalkan, akan memberikan kebahagiaan yang luar biasa.
Acara juga dihadiri oleh Ketua Umum Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung (YBWSA), H. Hasan Toha Putera, MBA, beserta jajaran pengurus yayasan, serta KH. Khammad Ma’sum, Al Hafizh, pengasuh Ponpes Raudhatul Qur’an Semarang yang memberikan mauidhoh hasanah selepas prosesi wisuda.
Dalam tausiyahnya, KH. Khammad Ma’sum, Al Hafizh memberikan motivasi kepada para wisudawan untuk tetap menjaga hafalannya dan mengamalkan ilmunya salah satunya dengan mendirikan sendiri pondok pesantren atau rumah tahfizh sehingga akan lebih banyak melahirkan generasi-generasi Qur’ani.