
Semarang, rsisultanagung.co.id – RSI Sultan Agung Semarang bekerjasama dengan PWRI (Persatuan Wredatama Republik Indonesia) cabang Kec. Tembalang Kota Semarang dengan menggelar acara edukasi kesehatan tentang Saraf Terjepit.
Tak hanya dihadiri oleh Camat Tembalang, Cipta Nugraha, S.Sos, M.A.P, turut hadir pula anggota Komisi D DPRD Kota Semarang, Lely Purwandari.
Setelah pembacaan Panca Budaya PWRI, Ketua PWRI Tembalang, Muh Alfan memberikan sambutan hangat kepada seluruh peserta.
Alfan mengucapkan terima kasih kepada RSI Sultan Agung Semarang karena telah menghadirkan dokter spesialis saraf untuk memberikan edukasi kesehatan kepada para lansia anggota PWRI.
Tak hanya itu saja, Alfan juga mengungkapkan akan sering mengadakan acara edukasi supaya anggota PWRI lebih peduli pada kesehatan saat menginjak usia lanjut.
Sambutan kedua disampaikan oleh Cipta Nugraha. Pihaknya mengatakan bahwa persoalan kesehatan saat ini masih menjadi prioritas bagi pemerintah.
“Mari kita bergerak bersama, untuk kecamatan Tembalang ini supaya bisa menjadi lebih hebat untuk kedepannya,” tutur Cipta pada hari Sabtu (10/12/2022).
Senada dengan yang disampaikan oleh Cipta Nugraha, saat memberikan sambutan, Lely Purwandari berharap agar para lansia di PWRI Tembalang tetap sehat dan masih bisa produktif.
“Jadi walaupun jenengan semua sudah pensiun, diharapkan masih bisa produktif dan masih bisa berkegiatan,” kata Lely.
Setelah sesi sambutan berakhir, acara dilanjutkan dengan paparan materi tentang saraf terjepit oleh dr. Naili Sofi Riasari, SP.N selaku dokter spesialis saraf di RSI Sultan Agung Semarang.
Baca juga: Dampingi Kunjungan Industri SMK Al Anwar 4 Sarang, Gus Yasin Apresiasi RSI Sultan Agung Semarang.
Salah satu penyakit yang kerap dialami oleh lansia adalah saraf terjepit. Munculnya saraf terjepit diakibatkan oleh adanya iritasi atau kerusakan pada saraf tepi.
“Jadi sistem saraf kita itu terbagi dua bapak ibu, sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi,” terang dr. Naili Sofi.
Sistem saraf pusat berada di otak hingga sumsum tulang belakang, sedangkan saraf tepi merupakan lanjutan dari saraf pusat yang tersebar ke seluruh tubuh.
Terdapat beberapa faktor timbulnya saraf terjepit, salah satunya postur tubuh yang terlalu menunduk saat duduk di depan laptop atau bermain gadget.
“Dia bisa menjadi pencetus atau mempermudah seseorang terkena saraf tejepit,” kata dr. Naili Sofi.
Jika terjadi nyeri di punggung yang tidak kunjung hilang, dr. Naili Sofi menyarankan untuk segera diperiksakan ke doker.
Menyambung paparan materi dari dr. Naili Sofi, Khasful Muna, S.Kep dari Pain Center RSI Sultan Agung Semarang menyampaikan informasi tentang nyeri akut dan nyeri kronis.
Khasful Muna menjelaskan bahwa nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan actual atau fungsional.
“Jadi nyeri ini biasanya dialami dibawah tiga bulan,” terang Khasful Muna.
Sedangkan nyeri kronis adalah rasa nyeri yang berlangsung lebih dari tiga sampai enam bulan.
RSI Sultan Agung memiliki poli Pain Center yang dapat mengobati rasa nyeri dengan berbagai macam media terapi. Seperti Intervensi minimal dengan radiofrequency, PCA (patient Control Analgesia), Blok syaraf perifer, Blok nueraksial, dan masih banyak lagi.
Acara edukasi kesehatan mengenai saraf terjepit ini kemudian diakhiri dengan sesi diskusi, ramah tamah dan foto bersama.
Para anggota PWRI Tembalang mengaku senang karena dengan adanya acara ini mereka jadi lebih tahu dan sadar akan kesehatan saraf.