Dokter yang bekerja atau bertugas di tempat kritis seperti Unit Gawat Darurat (UGD) atau Intensive Care Unit (ICU) memerlukan skill khusus untuk penanganan pasien gawat darurat atau sedang kritis. Skill mumpuni rasanya belum lengkap jika tidak disertai dengan kemampuan membaca atau menginterpretasi hasil ektrokardiogram (EKG).
Sebagaimana diketahui, EKG merupakan pemeriksaan kesehatan terhadap aktivitas elektrik (listrik) jantung. Hasil EKG berupa grafik jejak garis pada kertas dan ini berpengaruh besar pada kelangsungan hidup pasien kritis.
Nah, agar dokter, perawat, bidan atau siapa saja yang bekerja di tempat yang kritis, bertambah ketrampilannya melakukan interpretasi EKG , RSI Sultan Agung bekerjasama dengan PERKI (Persatuan Kardiovaskukar Indonesia) Jawa Tengah mengadakan pelatihan EKG di hotel Aston Semarang belum lama ini.
“Untuk meningkatkan wawasan dan ketrampilan menginterpretasikan EKG sehingga materi yang diajarkan didesain agar tenaga medis paham gambaran EKG yang mengancam nyawa” ujar narasumber dari PERKI dr Susi Herminingsih, Sp.JP(K), FIHA.
Dalam pelatihan dokter dan instruktur mendapatkan materi identifikasi irama jantung dan aritmia, gambaran EKG pada sindroma koroner akut dsb. Tidak hanya paparan teori, peserta pelatihan juga diajak untuk melakukan simulasi pembacaan hasil EKG.
Ketua panitia pelatihan EKG, dr. Sri Berdi Karyati dari RSI Sultan Agung, mengharapkan, ada peningkatan kompetensi petugas medis untuk memahami gambaran EKG yang mengancam nyawa seseorang.