RSI Sultan Agung - Islamic Teaching Hospital

  • Home
  • RSI Sultan Agung Semarang
  • RSI Sultan Agung Banjarbaru
  • Hospital TV
  • KEPK
  • Home
  • Blog
  • Artikel
  • 24 Maret, Sejarah Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia
0
Selasa, 23 Maret 2021 / Published in Artikel, Berita

24 Maret, Sejarah Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia

 

Merdeka.com – Tuberculosis atau TBC merupakan salah satu penyakit kronis yang berbahaya bagi kesehatan. Dalam hal ini, TBC terjadi akibat infeksi bakteri yang menyerang organ pernapasan paru-paru. Orang yang menderita kondisi ini biasanya mengalami berbagai gejala yang berhubungan dengan sistem pernapasan. Mulai dari gejala batuk, batuk darah, hingga nyeri dada atau rasa nyeri saat bernapas.

Sebagai salah satu jenis penyakit berbahaya, dibutuhkan kesadaran dan pemahaman masyarakat dengan baik mengenai penyakit ini. Bukan tanpa alasan, pada tahun 2019 tercatat penderita TBC di seluruh dunia sudah mencapai angka 10 juta. Bahkan pada tahun yang sama, sebanyak 1,4 juta penderita telah meninggal akibat penyakit yang menyerang organ paru-paru ini.

Kini setiap tahun selalu diperingati Hari TBC Sedunia untuk membangun kesadaran masyarakat tentang penyakit ini. Peringatan Hari TBC Sedunia ini jatuh dan selalu diperingati setiap tanggal 24 Maret. Peristiwa 24 Maret sebagai peringatan Hari TBC Sedunia ini selalu mengusung tema yang berbeda-beda. Namun tetap dengan tujuan program yang sama yaitu memberantas penyakit TBC di masyarakat.

Sejarah Hari TBC Sedunia

Dalam peristiwa 24 Maret yang diperingati sebagai Hari TBC Sedunia, hal penting yang perlu Anda ketahui adalah latar belakang atau sejarah hari peringatan ini. Konon, 24 Maret dijadikan sebagai Hari TBC Sedunia, karena pada tanggal tersebut tepatnya di tahun 1882 Dr. Robert Koch mengumumkan penemuan Mycobacterium tuberculosis, yaitu bakteri yang menjadi penyebab tuberculosis (TBC). Selama waktu tersebut, TBC membunuh satu dari setiap tujuh orang yang tinggal di Amerika Serikat dan Eropa.

Penemuan Dr. Koch ini dapat dikatakan sebagai langkah penting dalam upaya mengendalikan dan menghilangkan penyakit mematikan ini. Seabad kemudian, 24 Maret resmi ditetapkan sebagai Hari Tuberculosis Sedunia.

Dibentuknya hari peringatan untuk penyakit Tuberculosis, tidak lain dengan tujuan untuk memberikan edukasi masyarakat mengenai dampaknya yang membahayakan dan mengancam kesehatan dunia. Dengan membentuk kesadaran dan pemahaman yang baik di masyarakat, diharapkan angka penularan dan kematian TBC bisa semakin menurun dan kesehatan masyarakat menjadi lebih baik.

Tema Hari TBC Sedunia 2021

Setelah mengetahui sejarah peristiwa 24 Maret sebagai Hari TBC Sedunia, berikutnya terdapat tema khusus pada peringatan 2021 seperti tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun ini, Hari TBC Sedunia diperingati dengan tema “The Clock is Ticking”, yang menjadi tanda peringatan bahwa dunia sudah kehabisan waktu untuk bertindak memberantas penyakit TBC secara global. Sebab, setiap hari hampir 4.000 orang meninggal karena TBC dan hampir 28.000 orang jatuh sakit karena penyakit yang dapat dicegah dan disembuhkan ini.

Terlebih lagi di kondisi saat ini, dengan adanya pandemi Covid-19 yang masih merebak di masyarakat, menjadi salah satu kendala untuk mencapai kemajuan dalam progres pemberantasan penyakit TBC.

Dengan begitu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengajak semua pihak di masyarakat untuk bersama-sama meningkatkan kesadaran tentang pencegahan dan pengobatan penyakit TBC guna mencapai kesehatan dunia yang lebih baik.

Jika kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang penyakit ini semakin baik, tentu menjadi faktor pendukung keberhasilan pemberantasan penyakit TBC di masyarakat.

Program Hari TBC Sedunia 2021

Selain mengetahui tema Hari TBC Sedunia pada peristiwa 24 Maret ini, penting juga untuk mengetahui program apa saja yang dikampanyekan untuk memberantas penyakit TBC ini. Dalam hal ini, WHO membuat beberapa kampanye program yang mengajak semua pihak untuk berperan aktif dalam mewujudkannya. Beberapa program Hari TBC Sedunia 2021 adalah sebagai berikut:

  • Mempercepat tanggapan mengakhiri penyakit TBC untuk mencapai target yang ditetapkan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, Strategi Mengakhiri Tuberculosis oleh WHO, Deklarasi Moskow untuk Mengakhiri TBC, dan deklarasi politik Pertemuan Tingkat Tinggi PBB tentang Tuberculosis.
  • Mendiagnosis dan mengobati 40 juta orang dengan penyakit TBC pada tahun 2022 termasuk 3,5 juta anak dan 1,5 juta orang penderita TBC yang resistan terhadap obat. Hal ini sejalan dengan upaya keseluruhan WHO menuju Cakupan Kesehatan Universal.
  • Menjangkau 30 juta orang dengan pengobatan pencegahan TBC pada tahun 2022 sehingga orang-orang yang paling berisiko menerima pengobatan pencegahan TBC, termasuk 24 juta kontak rumah tangga pasien TBC, 4 juta di antaranya adalah anak di bawah 5 tahun dan 6 juta orang yang hidup dengan HIV.
  • Memobilisasi pembiayaan yang memadai dan berkelanjutan hingga mencapai 13 miliar USD setahun untuk mendukung upaya memberantas TBC; untuk setiap 1 USD yang diinvestasikan untuk memberantas TBC, 43 USD dikembalikan untuk tujuan membangun kesehatan masyarakat.
  • Investasikan dalam penelitian TBC untuk mencapai setidaknya 2 miliar USD setahun untuk pengembangan ilmu pengetahuan yang lebih baik, alat yang lebih baik, dan penyampaian yang lebih baik.

Cara Mencegah Penyakit TBC

Setelah mengetahui tema dan program Hari TBC Sedunia, pada peristiwa 24 Maret ini juga penting untuk memberikan informasi mengenai cara pencegahan penyakit TBC bagi masyarakat. Dalam hal ini, terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan bagi penderita TBC aktif untuk mencegah penularan yang meluas di masyarakat, yaitu sebagai berikut:

  • Tinggal di rumah. Jangan pergi bekerja atau sekolah atau tidur sekamar dengan orang lain selama beberapa minggu pertama pengobatan tuberkulosis aktif.
  • Beri ventilasi ruangan. Kuman tuberkulosis lebih mudah menyebar di ruang tertutup kecil di mana udara tidak bergerak. Jika di luar ruangan tidak terlalu dingin, buka jendela dan gunakan kipas angin untuk meniup udara dalam ruangan ke luar.
  • Tutupi mulutmu. Gunakan tisu untuk menutupi mulut Anda setiap kali Anda tertawa, bersin, atau batuk. Masukkan tisu kotor ke dalam tas, tutup rapat, dan buang.
  • Kenakan masker. Mengenakan masker bedah saat Anda berada di sekitar orang lain selama tiga minggu pertama perawatan dapat membantu mengurangi risiko penularan.
  • Menyelesaikan seluruh pengobatan. Ini adalah langkah terpenting yang dapat Anda ambil untuk melindungi diri Anda dan orang lain dari tuberkulosis. Jika Anda menghentikan pengobatan lebih awal atau melewatkan dosis, bakteri TBC berpeluang mengembangkan mutasi yang memungkinkan mereka bertahan dan kebal dari obat. Jenis yang resistan terhadap obat jauh lebih mematikan dan sulit diobati.
  • Melakukan vaksinasi. Vaksinasi Calmette-Guerin (BCG) pada bayi untuk mencegah tuberkulosis yang parah pada anak-anak.

Sumber : Merdeka.com

  • Tweet

What you can read next

Bijak memberi Antibiotik untuk Anak
Kebutuhan gizi untuk anak 2 tahun
Hari Tuberkulosis Sedunia 2022: Sejarah dan Temanya

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recent Posts

  • Kembangkan Layanan Medis, RSI-SA Semarang Siapkan Laboratorium Khusus Scretome

    ...
  • Tingkatkan Minat Santri untuk Menulis, Ketua Baznas RI dan Dirut RSI-SA Semarang Kunjungi Pesantren Asshodiqiyah

    ...
  • Dukung Literasi Santri, Dirut RSI-SA Semarang Hadir dalam Gerakan Santri Menulis di Masjid Raya Baiturrahman

    Dukung Literasi Santri, Dirut RSI-SA Semarang H...
  • Jalani Visitasi Lembaga Diklat oleh Kemenkes, RSI-SA Semarang Optimis Raih Akreditasi A

    Jalani Visitasi Lembaga Diklat oleh Kemenkes, R...
  • Peringati Nuzulul Quran, RSI-SA Semarang Gandeng Biofarma Gelar Pengajian dan CSR Vaksinasi Influenza

    Dalam rangka memperingati Nuzulul Quran, RSI Su...

Alamat

Jl. Raya Kaligawe KM 4 Semarang 50112 Jawa Tengah, Indonesia Telp. +6224 6580019 Fax. +6224 658 1928 Hotline Service +62821 1155 2424 IGD : +6224 6593452

UNIT RUMAH SAKIT

  • RSI Sultan Agung Semarang
  • RSI Sultan Agung Banjarbaru

SOCIAL MEDIA

Ikuti Rumah Sakit Sultan Agung Dalam

© 2021 RSI SULTAN AGUNG. All rights reserved.
TOP